ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia akan memanfaatkan sebaik mungkin untuk merebut peluang kerja sama di World Economic Forum (WEF) yang digelar di Davos, Swiss pada 21 hingga 23 Januari 2020.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dijadwalkan hadir pada forum tersebut.
Selain akan menjadi pembicara pada sejumlah diskusi panel dalam rangkaian kegiatan WEF 2020, Menperin Agus juga bakal melakukan pertemuan dengan para pelaku industri skala global dan Kepala Eksekutif WEF Klaus Schwab.
“Kami akan turut pula menghadiri acara pembukaan Indonesia Pavilion,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Agus akan menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, khususnya bagi keberlangsungan sektor industri. Starategi yang dilakukan, misalnya, dengan kemudahan izin usaha serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal dalam memfasilitasi pemberian insentif super deduction tax.
Hal itu untuk mendorong pelaku industri agar terlibat dalam pengembangan pendidikan vokasi dan kegiatan litbang.
“Kami berharap peningkatan investasi ini guna memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri, terjadinya transfer teknologi, serta menghasilkan produk substitusi impor sekaligus memacu ekspor,” ujar Agus Gumiwang melalui keterangan tertulisnya, Selasa (21/01/2020).
Menteri Agus mengatakan, pihaknya akan mengajak stakeholder dan pelaku industri yang menghadiri WEF 2020 untuk bisa berpartisipasi pada ajang Hannover Messe yang digelar pada April nanti. Sebab, Indonesia menjadi official partner country di pameran teknologi industri yang bergengsi di tingkat dunia tersebut.
“Hannover Messe 2020 akan menjadi momentum untuk menunjukkan kemampuan sektor manufaktur Indonesia, khususnya mengenai transformasi menuju era industri 4.0. Selain itu, untuk merangkul investor global,” imbuhnya.
Sementara Mendag Agus Suparmanto dijadwalkan menghadiri beberapa pertemuan tingkat menteri yakni pertemuan informal tingkat menteri WTO (PITM), pertemuan menteri Cairns Group, pertemuan terbatas tingkat menteri yang membahas tentang niaga elektronik, pertemuan terbatas tingkat menteri membahas tentang investasi dan beberapa pertemuan bilateral lainnya.
Selain menghadiri WEF, Indonesia bersama dengan anggota World Trade Organization (WTO) lainnya juga sepakat bertemu membicarakan persiapan Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-12 di Nur-Sultan, Kazakhstan Juni 2020 mendatang.
“Indonesia siap mengawal misi penyelesaian isu-isu WTO yang masih tertunda dan menjadi kepentingan nasional Indonesia,” ungkap Agus.
Beberapa isu tertunda WTO yang menjadi prioritas utama Indonesia adalah isu pertanian terkait cadangan pangan untuk ketahanan pangan dan mekanisme pengamanan khusus (special safeguard mechanism/SSM). Pembahasan lainya berkaitan masalah perikanan terkait subsidi perikanan, niaga elektronik, dan fasilitasi investasi.
“Kemudian isu hak kekayaan intelektual (HKI) nonviolation and situation complain, penyelesaian badan banding (appellate bodies) WTO dan isu perlakuan khusus dan berbeda atau special and deferential treatment,” tandasnya.
Gelaran WEF 2020 kali ini mengangkat tema ‘Stakeholders for a Cohesive and Sustainable World’.
Adapun World Economic Forum (WEF) adalah organisasi nonprofit kerja sama pemerintah dan swasta yang didirikan di Jenewa 1971 oleh Klaus M. Schwab, seorang profesor bisnis di Swiss.
Kegiatan ini mempertemukan para pemimpin dunia di berbagai bidang untuk mendiskusikan isu-isu ekonomi, kesehatan, lingkungan, perubahan iklim, energi, dan lain-lain.
Gelaran WEF dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia baik dari pemerintahan, pelaku usaha, akademisi, praktisi ekonomi, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post