ASIATODAY.ID, BANDUNG – Lembaga Internasional United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengapresiasi terobosan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) dalam menangani pandemi coronavirus (Covid-19).
Sebagai wujud apresiasi itu, UNDP pun merekam dan mendokumentasikan seluruh kegiatan Pemda Jawa Barat untuk dijadikan sebagai pembelajaran bersama oleh provinsi lain di Indonesia termasuk di Asia Pasifik.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun mengapresiasi kepercayaan UNDP tersebut. Kendati demikian, Ridwan Kamil mengaku seluruh upaya Pemerintah Daerah masih jauh dari sempurna. Pihaknya juga masih terus berupaya mencari solusi tepat untuk melawan wabah mematikan ini.
“Pandemi Covid-19 ini menjadi masalah global, berdampak bagi sektor harian hingga industri. Semua pemimpin di setiap provinsi pun menghadapi tantangan yang sama seperti kami,” ujar Ridwan Kamil melalui teleconfrence dari Gedung Pakuan, Bandung, Senin (27/4/20).
“Kami tidak memiliki teladan dan solusi yang pasti dalam menangani Covid-19. Setiap hari, kami melakukan eksperimen di sana-sini, tapi kami coba menyimpulkan apa yang kami lakukan hingga kini,” jelasnya.
Kepada Country Director UNDP Indonesia, Ridwan Kamil memaparkan 5 kebijakan yang diterapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Pertama, yakni menerapkan pemerintah yang proaktif.
“Contohnya, Jawa Barat adalah provinsi pertama yang melakukan tes berbasis metode PCR (Polymerase Chain Reaction) ketika saat itu semua uji PCR dipusatkan di Jakarta. Kami membeli tes kit dari Korea Selatan, dua minggu setelah kami melakukan itu, pemerintah pusat mengubah aturan menjadi desentralisasi PCR di daerah,” jelasnya.
Kedua, adalah transparansi.
“Sejak pertama, kami sadar tidak boleh menutupi data, oleh karena itu kami buat aplikasi PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat) di mana setiap hari ada update tentang terduga, pasien, hingga alamatnya di level kelurahan,” urainya.
Ketiga, Pemerintah Jawa Barat selalu mengambil pendekatan ilmiah berdasarkan data dan ilmu pengetahuan.
“Kami membuat keputusan berdasarkan masukan para ahli, contohnya berapa banyak warga yang harus kami tes. Kami memutuskan, Jawa Barat harus melakukan tes terhadap 0,6 persen warganya untuk mengetahui peta persebaran Covid-19,” jelasnya.
Keempat, Jawa Barat mendorong pemerintahan yang inovatif dengan menggerakkan seluruh industri untuk mengubah fokus demi melawan pandemi Covid-19.
“Baru-baru ini, PT Biofarma bisa memproduksi reagen PCR. Kami juga menggerakkan PT Dirgantara Indonesia, perusahaan pesawat, untuk membuat ventilator bagi pasien yang masih bisa bernapas sendiri, sementara PT Pindad yang biasanya membuat alat militer, juga memproduksi ventilator untuk pasien yang tidak bisa bernapas sendiri,” paparnya.
“Kami juga satu-satunya provinsi yang memiliki fasilitas waste management untuk Covid-19. Jadi seluruh Jawa, Banten, dan Jakarta menggunakan fasilitas kami,” ujarnya merujuk PT Jasa Medivest –anak perusahaan BUMD Jabar Jasa Sarana yang fokus dalam pengelolaan limbah medis.
Terakhir, Jawa Barat menerapkan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam penanggulangan pandemi Covid-19, salah satunya yakni hampir 50 persen alat Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk tes masif yang dimiliki Jabar adalah donasi dari Yayasan Buddha Tzu Chi.
“Dengan berkolaborasi, kami juga menggerakkan Karang Taruna untuk membantu warga yang terinfeksi. Ibu-ibu PKK juga fokus membuat dapur umum karena kami ingin memastikan tidak ada yang kelaparan. Jadi kolaborasi juga menjadi kunci dalam penanganan (Covid-19),” jelasnya.
Sementara itu, Country Director of UNDP in Indonesia Christophe Bahuet mengatakan, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang paling terdampak Covid-19.
Menurut Chris, pihaknya melihat banyak respons baik yang dilakukan Jawa Barat dibawah kepemimpinan Ridwan Kamil.
“Kami sudah melihat bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat merespons dan bertindak dalam merespon pandemi dan kami menemukan banyak aksi dan kebijakan menarik untuk jadi pelajaran bersama,” kata Chris.
“Pekerjaan Jawa Barat misalnya dalam membuat aplikasi PIKOBAR ini, sangat futuristik, menunjukkan bagaimana pemerintah daerah bekerja di masa depan. Setelah Covid-19 berakhir, ini akan menjadi cara pemerintah daerah bekerja secara digital. Dan cara bekerja kalian akan menjadi pemimpin dalam inovasi,” paparnya.
Chris pun menegaskan bahwa UNDP Indonesia bekerja sama dengan pemerintah pusat terus mendukung warga Indonesia dalam melawan Covid-19. Setelah mengamati dampak kesehatan dan sosial-ekonomi, UNDP pun memberikan masukan dan rekomendasi kepada pemerintah daerah.
“Menyimak paparan langsung dari Anda (Ridwan Kamil, Red) sungguh luar biasa. Seperti yang Anda sebut, kita masih mencoba menemukan solusi yang tepat, itu sebabnya setiap hari kita semua masih belajar,” ujar Chris.
“Dan ada banyak pelajaran yang didapat dari Jawa Barat yang bisa kami bagi kepada pemerintah daerah lain di Indonesia maupun di kawasan Asia Pasifik,” tandasnya. (AT Network)
Discussion about this post