ASIATODAY.ID, KUMAMOTO – Bencana banjir sejumlah wilayah di Asia terus merenggut korban jiwa.
Di Jepang, jumlah korban tewas dalam banjir dan tanah longsor di sejumlah prefektur bertambah menjadi 63 orang.
Menurut laporan kantor berita Kyodo, Sabtu 11 Juli 2020, sekitar 92 sungai di 10 prefektur telah meluap akibat guyuran hujan deras.
Selain membuat banyak sungai meluap, hujan deras di sejumlah wilayah di Jepang juga memicu terjadinya 251 tanah longsor. Sebagian besar banjir dan tanah longsor terjadi di prefektur Kumamoto, Kyushu.
Banjir telah menggenangi ribuan rumah, merusak sejumlah ruas jalan dan jembatan, serta menumbangkan pepohonan.
Badan Manajemen Kebakaran dan Bencana Alam Jepang mengaku telah mengeluarkan seruan evakuasi ke lebih dari 1,3 juta warga yang tinggal di pulau Kyushu.
Agensi Meteorologi Jepang (JMA) memperingatkan bahwa hujan deras masih akan terus mengguyur banyak prefektur di Kyushu sehingga langkah-langkah antisipasi perlu dilakukan otoritas setempat.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan ada banyak ruas jalan tersapu banjir atau terhalang material longsor. Ia mengatakan sekitar 2.000 orang masih terperangkap di 70 titik di seantero Jepang.
Menurut laporan surat kabar Asahi Shimbun, hujan deras juga melanda beberapa area di Honshu, pulau utama Jepang. Di prefektur Gifu, luapan sungai dan longsoran lumpur memutus akses ke sebuah area yang dihuni 5.000 orang. JMA mengatakan hujan deras terus mengguyur kota Gero dalam empat hari terakhir.
Sungai Hida di Gero mendorong material lumpur ke properti milik warga bernama Tamotsu Mori. Ia mengatakan bahwa banjir datang saat dirinya sedang menyingkirkan membersihkan material lumpur.
“Air merendam kayu di bengkel kami, padahal itu adalah barang pesanan pelanggan,” kata Mori. “Berapa lama lagi hujan ini akan terus mengguyur?” pungkasnya.
Sementara di Nepal Bagian Barat, musibah banjir dan tanah longsor menewaskan sedikitnya 23 orang per hari ini, Sabtu 11 Juli 2020.
Dilansir dari Anadolu Agency, musibah yang dipicu hujan deras itu juga membuat 35 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Janardam Gautam, juru bicara Otoritas Manajemen Mitigasi Risiko Bencana Nepal, mengatakan bahwa dua orang dinyatakan hilang di tengah cuaca buruk di Sindhupalchok dan Jajarkot. Keduanya hilang usai hanyut diterjang luapan air sungai.
Badan Meteorologi Nepal memperingatkan risiko hujan deras di wilayah barat sepanjang akhir pekan ini. Hujan deras dikhawatirkan akan membuat puluhan sungai dan anak sungai meluap, yang debit airnya dapat menggenangi pedesaan atau bahkan area perkotaan.
Hujan deras juga memicu tanah longsor di 9 dari total 77 distrik di Nepal. Upaya penyelamatan ke lokasi terdampak bencana terhambat karena sejumlah ruas jalan terhalang material lumpur dan bebatuan.
Dalam sebuah pernyataan di televisi pada Jumat malam, Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan pasukan keamanan untuk membantu warga terdampak banjir dan tanah longsor.
Ratusan orang meninggal akibat bencana alam di Nepal pada setiap tahun, terutama ketika memasuki musim hujan.
Tahun lalu, menurut data otoritas manajemen bencana Nepal, lebih dari 100 orang tewas dalam musibah banjir dan tanah longsor di seantero negeri. (ATN)
Discussion about this post