ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Kapuas Prima Coal Tbk (“ZINC”), Emiten yang bergerak di bidang pertambangan logam dasar (Galena) di Indonesia, menangkap peluang positif dari meningkatnya harga komoditas bijih besi sejak Juli 2020.
ZINC diketahui memiliki cadangan mineral bijih besi sebanyak 23 Juta ton yang belum dieksplorasi.
ZINC sempat melakukan eksplorasi bijih besi pada 2008-2014 namun dihentikan
sementara karena harga komoditas bijih besi yang menurun drastis pada saat itu.
“Pada saat ini, ZINC melihat kesempatan positif dari meningkatnya harga komoditas bijih besi yang berada di kisaran US$120 per ton (kadar Fe 62%). Didukung fakta tersebut, ZINC sedang bersiap agar dapat menambah penjualan komoditas bijih besi untuk penjualan domestik dalam waktu enam bulan ke depan, dengan target rata-rata penjualan 30.000 ton per bulan. Diharapkan dengan menambah penjualan komoditas bijih besi di pasar domestik dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja ZINC,” jelas Hendra William selaku Direktur ZINC melalui keterangan tertulisnya, Minggu (22/11/2020).
Secara umum, seluruh harga komoditas logam dasar membaik sejak Juli 2020.
Harga komoditas Seng berada di kisaran US$2.721 per ton, sementara Timbal
berada di kisaran US$1.951 per ton
berdasarkan data London Metal Exchange (LME) pada 19 November 2020.
Menanggapi membaiknya harga
komoditas Seng dan Timbal yang
merupakan produk tambang ZINC,
Perseroan telah mengeluarkan dana
Rp20,3 Miliar per September tahun 2020
untuk pengembangan dan eksplorasi
lahan tambang milik ZINC.
Potensi sumber daya mineral ZINC menurut pelaporan per Agustus 2020 menunjukkan adanya tambahan potensi menjadi 23,33 Juta ton dari data sebelumnya sebesar 14,44 juta ton pada tahun 2018.
“Sementara itu, kinerja keuangan ZINC
hingga kuartal III-2020 mencatatkan
pendapatan sebesar Rp380,46 Miliar dan laba bersih sebesar Rp26,38 Miliar. Terdapat koreksi kinerja dikarenakan
adanya bencana banjir besar di Kalimantan Tengah pada Juli lalu, yang
mengakibatkan kemunduran jadwal
pengapalan ke pembeli di bulan September ke Oktober 2020. Meskipun
begitu, ZINC tetap melihat adanya
permintaan yang sangat signifikan
terhadap komoditas yang Perseroan
produksi,” tutup Hendra.
Respon cepat dan tanggap ditunjukkan
ZINC yang langsung berkoordinasi
dengan pemerintah setempat, dan seluruh pemangku kepentingan di lokasi untuk memperbaiki kondisi jalan yang
terdampak oleh banjir tersebut.
Koordinasi antara seluruh pihak diharapkan dapat mengembalikan kondisi jalan kembali ke keadaan normal secepatnya. Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang penuh ketidakpastian, kegiatan penambangan dan pengolahan ZINC masih berjalan normal hingga saat ini dan tetap memberlakukan protokol kesehatan secara ketat sesuai anjuran pemerintah. (AT Network)
Discussion about this post