ASIATODAY.ID, SEOUL – Armada tempur Korea Selatan dikerahkan untuk memulai operasi di Selat Hormuz, Selasa (5/1/2021) untuk menanggapi ketegangan yang meningkat setelah penyitaan sebuah kapal tanker minyak negeri itu oleh Iran.
Pada Senin (4/1), Angkatan Laut Garda Revolusi Iran menyita kapal tanker MT Hankuk Chemi karena atas tuduhan pencemaran lingkungan dan kimia di lautan.
MT Hankuk Chemi yang sedang melakukan perjalanan dari Arab Saudi ke Uni Emirat Arab membawa 20 awak kapal diantaranya 5 warga negara Korea Selatan, 11 warga Myanmar, 2 warga Indonesia, dan 2 warga Vietnam.
“Setelah penyitaan, kami mengirim Unit Cheonghae ke tempat kejadian. Unit itu tiba di perairan terdekat pada Senin (4/1) dan sedang melakukan operasi untuk menangani situasi tersebut,” kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Selasa (5/1/2021), seperti dikutip Yonhap.
Kapal perusak Choi Young dari Unit Cheonghae telah berada di perairan Somalia sejak akhir tahun lalu untuk melakukan misi anti-pembajakan di Teluk Aden dan Selat Hormuz bersama Angkatan Laut multinasional.
Pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan menambahkan, kapal perusak Choi Young telah berkoordinasi erat dengan pasukan Angkatan Laut multinasional yang beroperasi di perairan terdekat.
AS minta Iran melepas kapal tanker Korea
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha mengatakan, Seoul sedang melakukan upaya diplomatik untuk pembebasan kapal tanker dan awak kapal dengan cepat.
“Kami telah mencoba untuk mencari tahu apa yang terjadi melalui Kedutaan Besar Iran di Korea Selatan dan Kedutaan Besar Korea Selatan di Iran, dan terus berupaya untuk mengatasi situasi ini,” ujar Kang kepada wartawan.
Ditanya tentang spekulasi bahwa Teheran mungkin telah menyita kapal tanker tersebut karena marah atas asetnya yang dibekukan di Korea akibat sanksi Amerika Serikat (AS), Kang menekankan, prioritas pertama adalah pada “memverifikasi fakta dan memastikan keselamatan awak kapal”.
Pada Senin (4/1), Departemen Luar Negeri AS meminta Iran untuk segera melepaskan kapal tanker tersebut. Mereka mengatakan, penyitaan tersebut adalah bagian dari upaya Teheran untuk menekan komunitas internasional agar mencabut sanksi terhadap Iran.
Sebagai jalur minyak terpenting di dunia dan titik penghubung antara Teluk Arab dan Teluk Oman, Selat Hormuz adalah jalur menuju laut terbuka untuk lebih dari 1/6 produksi minyak global dan 70 persen impor minyak Korea Selatan. (ATN)
Discussion about this post