ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan hanya dalih China untuk mengubah status quo di Selat Taiwan.
Dengan diungkapkan Koordinator Indo-Pasifik Amerika Serikat (AS), Kurt Campbell Jumat (12/8/2022).
Campbell mengatakan, tanggapan AS yang sabar dan efektif, serta kehadiran dan sikap AS di kawasan itu akan menjelaskan perilaku China yang lebih tidak stabil.
“China telah bereaksi berlebihan dan tindakannya terus bersifat provokatif, tidak stabil dan belum pernah terjadi sebelumnya,” terangnya, dikutip VOA.
Menurutnya, tindakan China itu sebagai bagian dari “kampanye tekanan intensif” terhadap Taiwan.
“Itu belum berakhir, dan kami perkirakan itu akan terus berlanjut dalam beberapa minggu dan bulan mendatang,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa beberapa kapal perang China tetap berada di sekitar Taiwan, sebuah pulau yang memiliki pemerintahan sendiri.
Campbell menegaskan kembali bahwa AS akan melakukan transit udara dan laut standar melalui Selat Taiwan dalam beberapa minggu mendatang, dan akan mengumumkan “peta jalan ambisius” untuk negosiasi perdagangan dengan Taiwan dalam beberapa hari mendatang.
“Dan kami akan memastikan bahwa kehadiran, postur, dan latihan kami bertanggung jawab atas perilaku China yang lebih provokatif dan tidak stabil, dengan pandangan untuk mengarahkan situasi di Pasifik barat menuju stabilitas yang lebih besar,” ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pada Kamis (11/8/2022) bahwa ancaman kekuatan China tidak berkurang, meskipun latihan militer terbesar Beijing di sekitar pulau itu terlihat mereda. (ATN)
Discussion about this post