ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kinerja investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia terbilang moncer pada semester I tahun 20223.
Tercatat, industri hulu migas berhasil membukukan investasi sebesar US$5,7 miliar selama enam bulan. Capaian ini meningkat 21% jika dibandingkan dengan investasi pada semester I tahun 2022 yang berada pada angka US$4,7 miliar. Bahkan, catatan pertumbuhan investasi ini terbilang signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan investasi global yang hanya mencapai 5,4 persen dan ini merupakan tren positif untuk iklim investasi hulu migas di Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi, mengungkapkan peningkatan investasi ini menunjukkan bahwa investasi di sektor minyak dan gas bumi masih belum ditinggalkan.
“Pemerintah berkomitmen untuk tetap fokus menjaga investasi sektor energi dan sumber daya mineral dalam lima tahun mendatang. Sektor minyak dan gas bumi dinilai tetap punya peluang besar dalam menggaet investor hingga akhir tahun 2023,” ujar Agung di Jakarta, dikutip Jumat (21/7).
Agung menambahkan, industri hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia tetap memegang peran penting sebagai penggerak perekonomian nasional karena itu Pemerintah terus berusaha menciptakan iklim investasi yang menarik guna mencapai target yang sudah ditetapkan.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan pertumbuhan investasi pada 6 bulan terkahir terbilang signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan investasi global yang hanya mencapai 5,4 persen dan ini merupakan tren positif untuk iklim investasi hulu migas di Indonesia.
“Peningkatan tren investasi merupakan respons investor terhadap perbaikan sistem fiskal dan enabler investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Namun, dari aspek legal dan kontraktual, investor masih mengharapkan perbaikan terutama terkait undang-undang migas yang perlu segera diselesaikan,” kata Dwi pada Selasa (18/7) lalu.
Dwi mengharapkan, SKK Migas akan menargetkan realisasi investasi menyentuh angka US$15,5 miliar hingga akhir tahun 2023 atau lebih tinggi atau lebih tinggi 28% dibanding realisasi investasi tahun 2022 yang mencapai US$12,1 miliar.
Jika berhasil diwujudkan, maka investasi di tahun ini akan menjadi capaian tertinggi selama lima tahun terakhir.
Dari sisi teknis operasional, Dwi mengungkapkan bahwa peningkatan investasi hulu migas masih terkendala pengeboran sumur karena safety stand down, ketersediaan rig dan tenaga kerja. Namun, peningkatan tren investasi hulu migas secara global diharapkan akan terus mendorong peningkatan investasi di Indonesia.
“Peningkatan investasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan eksplorasi dan memastikan production no decline,” ungkap Dwi.
Di kesempatan yang sama, Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf menyampaikan bahwa selama Semester I tahun 2023 ini, industri hulu migas berhasil mencapai tingkat Reserves Replacement Ratio (RRR) 52,9% dengan penambahan cadangan sebesar 340 MMBOE. Capaian RRR Semester 1 ini jauh diatas target RRR Semester 1 tahun 2023 yang sebesar 19%, dan sampai akhir tahun RRR diharapkan akan mencapai 138,3 persen.
Pada Semester I 2023 ini, industri hulu migas juga telah menyumbang penerimaan negara sebesar US$6,8 miliar atau sekitar Rp99,9 triliun.
Sementara itu, penemuan eksplorasi tahun 2023 menghasilkan total sumberdaya 216 juta barel setara minyak (MMBOE). Dari 11 sumur eksplorasi, 6 sumur telah selesai, 6 discovery, 1 sumur belum di test dan 4 sumur masih on going.
SKK Migas sendiri menargetkan 11 proyek hulu migas untuk onstream di tahun 2023. Proyek-proyek ini diharapkan akan menambah kapasitas produksi sebesar 19.077 BOPD dan 454 MMSCFD. Sebagian besar proyek tersebut akan Onstream pada Q3 dan Q4 tahun 2023 dengan capex sebesar US$709,2 juta atau setara Rp10,64 triliun.
Selain itu, dalam rangka mendukung penurunan emisi karbon, SKK Migas menyampaikan bahwa industri hulu migas juga telah melakukan sejumlah langkah yang telah dilakukan antara lain pilot project teknologi Huff and Puff dan inisiasi teknologi CCS-CCUS, manajemen penggunaan energi, pengurangan fugitive emission, zero routine flaring, formulasi kebijakan dan kegiatan penghijauan. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post