ASIATODAY.ID, JAKARTA – Banjir yang kembali melanda ibu kota Indonesia, DKI Jakarta, tidak hanya memicu konflik sosial, namun banjir kali ini mengakibatkan sebagian aktivitas pendidikan dan ekonomi lumpuh.
Setidaknya, ada 159 sekolah di Provinsi DKI Jakarta terpaksa diliburkan akibat banjir, baik Taman Kanak-Kanak (TK), maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat.
“Ini data sementara. Jika ada informasi terbaru akan kami sampaikan,” kata Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sony Juhersoni saat dihubungi, Selasa (25/2/2020).
Sony menjelaskan, pihaknya belum memastikan adanya tambahan jumlah sekolah yang terkena banjir sebab masih dilakukan pendataan.
Ketinggian banjir yang merendam sekolah bervariasi mulai dari 20 sentimeter hingga 120 sentimeter.
Sekolah yang diliburkan di antaranya berada di Kecamatan Cempaka Putih, Sawah Besar, Kramat Jati, Koja, Menteng Pulo, Pademangan, Taman Sari, dan Johar Baru.
Selain sekolah, aktivitas ekonomi di pusat perbelanjaan seperti Mall juga lumpuh.
“Aktivitas pusat perbelanjaan sepi, karyawan banyak yang tidak bisa masuk karena akses jalan terputus,” terang Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansyah.
Menurut Budihardjo, banjir yang terus berulang mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit.
“Konsumen juga tidak bisa belanja karena akses yang terkena banjir,” ujarnya.
Sejauh ini, pihaknya belum menghitung jumlah pasti nilai kerugian yang dialami oleh pusat perbelanjaan yang mesti menghentikan sementara aktivitas.
“Semua mall sementara belum ada yang kemasukan air, hanya basement saja di parkiran mobil,” ujarnya.
“Ini dampaknya luas ada di daerah Kelapa Gading, Daan Mogot, Gunung Sahari kemudian mall-mall di Sudirman juga kena. Kami berharap jangan sampai seperti kondisi di awal Januari,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aprtindo) Kyatmaja Lookman menyatakan sekitar 20.000 armada truk milik pengusaha jasa ekspedisi barang di Jakarta tak bisa beroperasi akibat banjir. Ini terjadi karena banjir merendam sebagian ruas jalan utama di sejumlah wilayah di Jakarta.
Dengan kondisi ini kata dia, diperkirakan para pengusaha merugi puluhan miliar rupiah. “Per harinya bisa rugi Rp30 milliar,” jelasnya.
Kyatmaja mengungkapkan, kerugian tersebut belum termasuk kerusakan barang akibat terendam banjir.
“Ini banyak kerugian, belum lagi kerusakan armada yang terjadi akibat banjir. Satu unit bisa sampai Rp20 hingga Rp30 juta kalau kena mesinnya,” jelasnya.
Bukan Banjir Kiriman
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, banjir di Jakarta bukan berasal dari air kiriman daerah hulu melainkan karena hujan deras yang mengguyur Jakarta.
“Air yang ada di Sungai Manggarai tidak banyak sampah, artinya itu air lokal. Air lokal tidak bergolak,” kata Anies di Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020) melansir antara.
Status Bendungan Katulampa, Bogor, Jawa Barat, hari ini siaga 4 atau normal. Sementara itu, hujan turun cukup deras hingga Pintu Air Karet siaga 1.
Anies mengaku, sejak Selasa dini hari, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berkonsentrasi menangani banjir, termasuk mengevakuasi warga terdampak banjir hingga mendirikan pos pengungsian.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Juaini menyiagakan personel di seluruh wilayah DKI Jakarta. Seluruh sumber daya dimaksimalkan untuk menangani banjir.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sejumlah wilayah di Jakarta dilanda hujan ekstrem pada Senin dan Selasa, 24-25 Februari 2020. Curah hujan di atas 150 mm per hari.
“Curah hujan tertinggi 278 mm tercatat Stasiun Meteorologi Kemayoran,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga memantau adanya dua siklon tropis, yaitu siklon tropis Esther dan Ferdinand yang menyebabkan hujan lebat di sejumlah wilayah di Indonesia. Intensitas hujan yang tinggi ini disebut sebagai biang banjir di Jakarta.
“Salah satu penyebab hujan dengan intensitas tinggi di DKI Jakarta dan sejumlah wilayah lainnya adalah dampak adanya siklon tropis,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post