ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pandemi coronavirus (Covid-19) di Indonesia hingga kini masih belum terbendung. Pasien positif dan meninggal dunia terus bertambah, sementara ketersediaan dokter kian terbatas.
Pada Senin (13/4/2020), Pemerintah Indonesia kembali mencatat adanya penambahan kasus baru pasien positif Covid-19 sebanyak 316 orang, sehingga total pasien terkonfirmasi Covid-19 menjadi 4.557 kasus.
Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, data terbaru itu dihimpun dari seluruh rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 di seluruh Indonesia. Penambahan kasus positif Covid-19 itu diperoleh dari hasil pemeriksaaan polymerase chain reaction (PCR).
“Berdasarkan data yang masuk, total pasien yang positif dan telah terkonfirmasi mencapai 4.557 kasus,” kata Yurianto, dalam konferensi pers reguler, Senin (13/4/2020).
Pemerintah juga mencatat adanya penambahan kasus meninggal sebanyak 26 kasus. Dengan demikian, sudah 399 orang yang meninggal akibat wabah ini.
Sedangkan pasien yang sembuh, terjadi peningkatan sebanyak 21 pasien sehingga total sudah 380 pasien yang telah sembuh.
Menurut Yuri, masih tingginya kasus positif ini menunjukkan bahwa masih adanya orang terpapar virus Corona di tengah masyarakat.
Di Jakarta Pasien Meninggal Capai 200 Orang
Sementara itu, di DKI Jakarta, hari ini, ada 2.242 pasien positif Covid-19. Dari seluruh pasien itu, ada 1.370 orang masih menjalani perawatan, berbanding 521 yang menjalani isolasi mandiri.
Sementara itu, pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh meningkat dari 134 orang menjadi 142 orang, berbanding 209 orang yang meninggal dunia. Sebelumnya, jumlah pasien meninggal 192 orang.
Kasus positif ini tersebar di 1.233 titik kelurahan di lima wilayah Jakarta. Namun demikian, kasus positif yang masih belum diketahui lokasinya masih ada 1.009 orang.
Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sampai hari ini mencapai 2.917 orang dengan perincian 575 orang masih dipantau dan 2.342 selesai dipantau
Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 2.405 orang di mana yang masih dirawat berjumlah 1.127 orang. Sementara itu, PDP yang sudah pulang atau dinyatakan sembuh meningkat dari sebelumnya 1.219 orang menjadi 1.249 orang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan ketersediaan dokter mulai menipis seiring dengan bertambahnya jumlah pasien virus Corona (Covid-19).
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, pihaknya menyiasati hal tersebut dngan pemberian surat tanda registrasi dan peningkatan pelatihan dokter.
Doni mencatat, jumlah dokter yang kini dalam pelatihan mencapai 2.635 orang.
“Mereka bisa praktik langsung di lapangan. Ini dapat bantuan dari jajaran 18.000 relawan yang sudah daftar dan sebagian diantaranya para tenaga dokter dan petugas laboratorium,” ujarnya di Jakarta, Senin (13/4/2020).
Menurut Doni, perawatan di rumah sakit tanpa dinding atau telemedicine merupakan hal penting. Setidaknya, Doni mencatat, telah ada lebih dari 3.000 pasien dengan 30 orang positif Covid-19 yang telah mendapatkan arahan dari para dokter dengan cara telemedicine.
Doni memandang, peran dokter dalam telemedicine dapat mengurangi beban rumah sakit saat ini. Pasalnya, penggunaan dari 30 pasien yang terbukti positif Covid-19, hanya 2 pasien yang kini berada di rumah sakit.
Doni juga menyampaikan bahwa pasien Covid-19 dengan gejala berat serius dan kritis harus menjadi prioritas pelayanan rumah sakit.
Dengan kata lain, pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang cukup melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Di sisi lain, Doni mendata hingga saat ini pihaknya telah mendistribusikan alat pelindung diri (APD) sekitar 694.000 unit ke seluruh Indonesia.
“Kami juga distribusikan APD ke asosiasi dokter di luar dokter yang menangani Covid-19. Diharapkan semua dokter yang praktik di daerah positif Covid-19 harus pakai APD demi melindungi diri mereka,” jelasnya.
Di samping itu, Doni menyatakan akan terus meningkatkan kemampuan pabrikan nasional untuk memproduksi ventilator. Pasalnya, kompetisi mendapatkan ventilator di pasar global tinggi lantaran banyak negara yang membutuhkan ventilator saat ini.
Oleh karena itu, Doni berharap kerja sama antar-perguruan tinggi dan badan riset nasional dapat membantu peningkatan ketersediaan ventilator di dalam negeri. (ATN)
Discussion about this post