ASIATODAY.ID, JAKARTA – Para pilot British Airways memilih menerima kesepakatan pembayaran gaji sebesar 20 persen termasuk kemungkinan menghilangkan sebanyak 270 pekerjaan dibanding harus dirumahkan.
Sekretaris Jenderal Serikat Pilot Brian Strutton mengungkapkan, kesepakatan tersebut untuk mencegah skema kontroversial fire dan rehire. Mengacu pada kontrak tersebut, staf akan diberikan kontrak baru tetapi dengan kondisi yang lebih buruk.
Kesepakatan sementara pemotongan gaji saat ini hingga 20 persen akan berkurang menjadi 8 persen selama dua tahun dan menjadi nol dalam jangka panjang.
“Para anggota kami telah membuat keputusan pragmatis dalam situasi tersebut, tetapi kenyataan bahwa kami tidak dapat membujuk manajemen British Airways untuk menghindari semua redudansi wajib sangat mengecewakan,” jelasnya dilansir dari BBC.
Adapun BA menghadapi ancaman mogok dari serikat pekerja atas rencana pemutusan hubungan kerja.
Manajemen Pemilik British Airways IAG mengatakan saat ini menjadi krisis terburuk dalam sejarah maskapai itu. BA telah mengusulkan untuk membuat pengurangan sebanyak 12.000 staf karena berjuang dengan dampak pandemi coronavirus. Selain itu juga nasib sebanyak 1.255 pilot dipertaruhkan.
Dia mengatakan kemungkinan masih akan ada beberapa redundansi wajib yang diperkirakan hingga mencapai 270 pekerjaan. Meskipun kemungkinan angka itu akan turun karena BA akan bekerja dengan serikat pekerja untuk mengurangi dampak perubahan.
Pada 28 Juli lalu, serikat pekerja mengancam tindakan industri terhadap maskapai atas rencana untuk memberikan pemberitahuan kepada staf dan kemudian menggunakan mereka kembali pada kontrak baru dengan ketentuan yang tidak menguntungkan.
Pembicaraan dengan staf BA lainnya, seperti awak kabin, insinyur, dan staf kantor, masih berlanjut. Banyak maskapai penerbangan berjuang untuk bertahan hidup karena pandemi ini sangat mengganggu perjalanan global.
Turunnya perjalanan akan mendorong kerugian maskapai penerbangan lebih dari USD84 miliar. Bahkan pada tahun ini, Asosiasi Transportasi Udara Internasional telah memperingatkan pendapatan pada 2020 akan turun menjadi USD419 miliar atau turun hampir 50 persen dibandingkan dengan pada 2019. (ATN)
Discussion about this post