ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyampaikan kekhawatiran mengenai meningkatnya ketegangan di Irak. Semua warga negara Indonesia di Irak diminta untuk selalu waspada.
Situasi keamanan di Irak kian memburuk usai serangan udara Amerika Serikat di Baghdad yang menewaskan jenderal terkuat Iran, Qassem Soleimani. Serangan udara itu merupakan kelanjutan dari ketegangan antara AS dan sebuah grup milisi di Irak yang didukung Iran.
Washington mengaku menyerang Kataeb Hezbollah sebagai balasan atas tewasnya kontraktor asal AS di Irak pada Jumat 27 Desember tahun lalu. Kataeb Hezbollah merupakan bagian dari Pasukan Mobilisasi Populer (PMF).
“Kami meminta semua pihak untuk menahan diri dari segala tindakan yang dapat memperburuk situasi,” terang Kemenlu RI melalui pernyataan resmi Sabtu (04/01/2020).
“Semua WNI di Irak diminta untuk selalu waspada. Silakan hubungi Kedubes Indonesia jika membutuhkan bantuan,” sambungnya. Nomor hotline Kedubes RI di Baghdad adalah +9647500365228.
Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon mengonfirmasi serangan yang menewaskan Soleimani merupakan perintah langsung dari Presiden Donald Trump. Soleimani merupakan kepala dari pasukan elite Iran Quds.
Selain Soleimani, serangan udara AS pada 3 Januari juga menewaskan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan PMF.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei memperingatkan akan adanya ganjaran atas kematian Soleimani. “Ganjaran keras menunggu terhadap siapa pun yang berada di balik tindakan kriminal ini,” ujar Khamenei.
Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan bahwa tekad negaranya melawan AS semakin kuat usai kematian Soleimani.
“Jenderal Soleimani tewas martir dan ini membuat Iran lebih bertekad menentang ekspansionisme Amerika dan mempertahankan nilai-nilai Islam kita,” kata Rouhani. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post