ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Semen Indonesia Tbk menyoroti bahaya laten ketergantungan impor aspal dalam pembangunan infrastruktur di era Presiden Joko Widodo.
Pola ini harus dihentikan dengan memaksimalkan penggunaan beton dalam setiap pembangunan.
Menurut Direktur Pemasaran & Supply Chain Semen Indonesia Adi Munandir, saat ini bahan baku aspal mayoritas berasal dari luar negeri atau impor, hanya sebagian kecil kebutuhan aspal dapat terpenuhi dari dalam negeri.
“Pembangunan jalan di Indonesia menggunakan aspal impor sebanyak 71 persen. Bayangkan, kita harus impor USD421 juta di 2018,” jelas Adi saat dihubungi Kamis (13/2/2020).
Dikatakan, sebanyak 56 persen dari penggunaan aspal tersebut digunakan untuk road maintenance dan perbaikan jalan. Menurutnya penggunaan barang impor seperti ini akan terus menghantui Indonesia kalau tidak ada perubahan.
Apalagi, tahun ini pemerintah telah mengumumkan rencana pembangunan jalan tol baru sepanjang 2.000 km, jalan nasional sepanjang 2.500 km, dan 25 bandara baru. Pembangunan infrastruktur itu membutuhkan aspal yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, Semen Indonesia menawarkan penggunaan beton sebagai solusi dari ketergantungan impor yang saat ini dialami Indonesia. Produksi semen yang melimpah di Indonesia bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan beton.
“Beton sebenarnya lebih awet ketimbang aspal dan dapat memberikan efek domino berupa penghematan. Kalau kita ubah dengan beton, beton punya kemampuan kekuatan lebih panjang, setiap tahun tidak perlu dilakukan perbaikan major seperti halnya aspal. Beton memiliki kekuatan yang lebih baik. Secara long time jelas beton punya peluang lebih baik,” paparnya.
Adi memperkirakan, dari perhitungan produksi semen yang saat ini berlebih (over capacity) yang kemudian digunakan sebagai bahan dasar beton akan menghemat sampai USD244 juta.
“Di Indonesia, industri dalam negeri over capacity, kita punya banyak semen. Berapa yang kita bisa Hemat dari impor aspal, USD244 juta. Kalau kita gunakan beton, Untuk jalan 8.704 km, kita bisa hemat Hemat Rp106 triliun rupiah,” tandasnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post