ASIATODAY.ID, SINGAPURA – Pemerintah Singapura mengerahkan seluruh kekuatan dalam menghadapi wabah virus corona (Covid-19).
Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan, pertahanan total sangat penting di tengah wabah virus corona Covid-19 yang merajalela. Terlebih saat ini Singapura menjadi salah satu negara dengan kasus corona yang cukup banyak.
“Pertahanan terkuat kita sebagai bangsa adalah pertahanan kolektif. Masing-masing dari kita memainkan perannya,” kata Chan di acara Total Defense Bay di Singapura, melansir Strait Times, Sabtu (15/2/2020).
Menurut Chan, dengan pecahnya Covid-19, pertahanan negaranya sedang diuji dari berbagai sisi.
“Kami telah melakukan cukup baik pertahanan terhadap musuh tak dikenal ini. Tapi tentu kita memiliki ruang untuk meningkatkan diri dan tidak boleh berpuas diri,” imbuhnya.
Total Defense Day menandai hari saat Singapura jatuh ke tangan Jepang pada 1942 dalam Perang Dunia II. Chan menekankan bahwa Singapura saat ini juga perlu melakukan tindakan pertahanan digital.
Beberapa video dan foto berulang kali beredar secara daring yang memicu kepanikan di negara tersebut. Akibatnya, terjadi antrean panjang di supermarket akibat hoaks mengenai virus corona.
Terlebih, saat ini Negeri Singa sudah menaikkan level mereka dari kuning menjadi oranye. Kenaikan level ini menandakan penyakit tersebut menyebar semakin cepat.
“Ketakutan lebih besar daripada ketenangan. Kita semua harus berusaha lebih keras bersama-sama,” imbuhnya.
Dia mengatakan dalam pertahanan ekonomi, rantai pasokan dan persediaan di Singapura diuji dalam dua pekan terakhir. Namun, negara itu bertahan berkat strategi penimbunan jangka panjang, dilengkapi dengan produksi lokal, serta diversifikasi.
“Ketahanan ekonomi kita akan terus diuji dalam beberapa bulan ke depan karena adanya gangguang pada rantai pasokan dan pasar kita. Tapi kita harus bangkit, perusahaan kita harus terus berkembang dan pekerja kita harus mempertahankan kehidupan mereka,” tutur Chan.
Dia juga memuji upaya pertahanan sipil pekerja garis depan dalam perawatan kesehatan. Menurutnya mereka mengambil bagian besar dalam kasus ini.
Sebanyak 67 kasus corona ada di Singapura. Enam pasien dilaporkan dalam kondisi kritis.
Di Singapura juga pertama kali kasus corona tanpa riwayat perjalanan ke Tiongkok ditemukan. Salah satu kasus tersebut menimpa asisten rumah tangga asal Indonesia.
WNI itu kini berada dalam perawatan Singapore General Hospital. KBRI Singapura mengatakan WNI itu dalam kondisi stabil. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post