ASIATODAY.ID, PALU – Perusahaan smelter nikel asal China, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, diminta untuk menutup sementara waktu seluruh aktivitasnya.
Hal itu disampaikan oleh Ketua DPRD Sulawesi Tengah, Hj. Nilam Sari Lawira. Pasalnya, saat ini kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Coronavirus (Covid-19) di perusahaan tersebut kian melonjak.
“Kami mendesak agar operasional perusahaan dihentikan sementara. Kami juga meminta Bupati Morowali, untuk segera mengajukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) dan mengantisipasi dampak ikutan PSBB,” terang Nilam Sari melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (25/4/2020).
Menurut Nilam, peningkatan jumlah kasus PDP di kawasan IMIP merupakan persoalan yang harus segera direspon.
Ada beberapa pertimbangan mendesak ;
Pertama, IMIP adalah kawasan Industri yang mempekerjakan puluhan ribu orang termasuk karyawan asing dari China sehingga berpotensi menjadi pusat transmisi Covid-19.
Kedua, tindakan pencegahan dan antisipasi harus segera dilakukan sebelum kematian massal terjadi.
‘’Kita tidak boleh berfikir menunggu dan melihat, tetapi harus berinovasi dan bergerak cepat agar tidak terjadi dampak buruk yang fatal,” imbuhnya.
Oleh karena itu, demi menciptakan pengendalian situasi secara terukur di Kabupaten Morowali, Nilam Sari yang juga politisi NasDem ini, mengajukan beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya, pengajuan PSBB dan menghentikan sementara operasional PT IMIP.
Selain itu, semua pihak di Kabupaten Morowali, terutama entitas bisnis seperti IMIP dan Perusahaan lainnya untuk membangun kerjasama penanggulangan COVID-19 bersama Pemerintah Kabupaten Morowali.
“Melawan Covid-19 tidak bisa hanya menyerahkan pada urusan Pemerintah Kabupaten saja tetapi semua komponen masyarakat harus turut serta mengambil peran,” tegasnya.
Nilam juga meminta IMIP segera membangun rumah sakit skala regional untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa. IMIP sebagai korporasi skala multinasional harus bisa turut serta memberi kontribusi membantu daerah dalam urusan kemanusiaan Covid-19.
‘’Kita berharap, IMIP dan para investor skala besar di Morowali bukan hanya datang mengeruk keuntungan semata. Tetapi juga ikut mengambil tanggung jawab besar dan memperhatikan aspek kemanusiaan. Sekali lagi, bahwa melawan Covid-19 tidak bisa hanya mengharapkan pemerintah saja, tetapi semua pihak harus turut mengambil peran dan tanggung jawab.’’ tandasnya.
Sorotan juga datang dari Ketua DPRD Morowali Kuswandi.
Ia memandang, penanganan pandemi Covid-19 di PT IMIP, masih jauh dari standar penanganan yang sesuai dengan protokol kesehatan.
Hal ini menyusul adanya beberapa karyawan PT IMIP yang dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid tes dan saat ini masih menunggu hasil swap.
“Sampai saat ini PT IMIP masih melakukan aktifitas produksi seperti biasa tanpa menerapkan physical distancing, padahal disana ada puluhan ribu karyawan dari segala penjuru yang setiap harinya tetap aktif bekerja di pabrik. Sehingga dikhawatirkan pabrik ini bisa jadi pusat penyebaran virus,” ujarnya Sabtu (25/4/2020).
Untuk mencegah penyebaran wabah covid-19, ia meminta IMIP meliburkan aktivitasnya.
“Tarwih saja dilarang, mengapa IMIP dengan puluhan ribu karyawan tetap aktif berproduksi,” ujarnya dengan nada tanya.
Kuswandi menilai, PT. IMIP tidak patuh menjalankan rekomendasi-rekomendasi dan berbagai kesepahaman yang sudah disepakati dengan pemerintah daerah.
“Padahal kita sudah membuat kesepahaman bersama, salah satunya adalah melakukan rapid test terhadap karyawan PT. IMIP. Apa itu sudah dilakukan? ternyata belum, ini ada apa. sekarang sudah ada karyawan yang terpapar, coba tes secara luas dan massal itu karyawan, saya yakin akan lebih banyak dari kejadian yang ada sekarang. Lakukan tes massal jika banyak yang positif gunakan itu hotel bintang 5 atau rumah susun (rusun) milik perusahaan untuk tempat Isolasi,” tegas Kuswandi.
Kuswandi juga mengungkapkan, ruang isolasi untuk karantina tidak ada, sehingga semua masih bergantung pada fasilitas milik pemerintah daerah. Padahal semestinya di tengah pandemi covid-19 saat ini, IMIP harusnya menyiapkan sendiri fasilitas-fasilitas itu.
Bahkan bila perlu membangun Rumah Sakit sendiri yang dilengkapi dengan fasilitas uji laboratoriu, tidak seperti saat ini yang hanya sebatas klinik semata dengan tenaga medis yang juga terbatas.
Munculnya fakta seperti yang telah dirilis dalam pertemuan di PT. IMIP bahwa ada beberapa karyawan dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid tes, sangat mengkhawatirkan.
“Kalau ini tidak segera diantisipasi, saya khawatir kawasan Industri pabrik PT. IMIP akan jadi pusat transmisi penyebaran virus corona di Morowali. Sehingga harus ada perlakuan Khusus terkait penanganan Covid-19 di IMIP dan Bahodopi secara umum,” tandasnya.
Hingga kini, kasus positif virus Corona (COVID-19), di Sulawesi Tengah (Sulteng) terus bertambah.
Berdasarkan laporan harian Pusdatina COVID-19 Sulteng, Sabtu (25/4/2020) malam bahwa ada penambahan 4 pasien positif, sehingga total seluruh kasus positif di Sulteng sebanyak 36 orang. Dimana 1 orang pasien baru dirawat di RSUD Anutapura Palu, 1 orang di RSUD Morowali, dan 2 orang di RSUD Kolonedale Morowali Utara.
“Ada tambahan 4 pasien yang positif, kini pasien tersebut menjalani perawatan di rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19,” kata Jubir Pusdatina COVID-19 Sulteng Haris Karimin, Sabtu malam (25/4/2020).
Dari hasil pemeriksaan 36 pasien yang terkonfirmasi positif, sebagian besar memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta dan warga yang ikut serta dalam suatu acara keagamaan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Dari jumlah 36 kasus positif di Sulteng, 3 di antarnya sembuh dan sudah diizinkan pulang oleh tenaga medis, sementara 3 orang meninggal dunia.
Selain itu, untuk kasus baru PDP bertambah 4 pasien kini total 46 pasien. Sementara pada kasus baru orang dalam pemantauan (ODP) ada penambahan 12 orang, dan kini totalnya capai 170 orang. (ATN)
Discussion about this post