ASIATODAY.ID, JAKARTA – Dua tambang raksasa asing yang beroperasi selama puluhan tahun di Indonesia, kini sudah berada dalam genggaman Pemerintah Indonesia.
Kedua perusahaan itu, PT Freeport yang berbasis di Amerika Serikat dengan wilayah operasi di Papua dan PT Vale (INCO) dari Brazil yang beroperasi di Sorowako, Sulawesi Selatan.
Melalui holding BUMN Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID), saham Freeport sebesar 51 persen lebih dulu diakuisisi dan terbaru saham PT Vale sebesar 20 persen.
“Hari ini menjadi momen bersejarah setelah PT Freeport beroperasi di Indonesia sejak 1973. Kepemilikan mayoritas ini akan kita gunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (21/12/2018) lalu, saat mengumumkan akuisisi 51,2 persen saham Freeport ke PT Inalum.
Untuk mengambil alih Freeport, pemerintah Indonesia pun menggelontorkan dana USD3,85 miliar.
Perlahan namun pasti, hanya berselang kurang lebih dua tahun, induk holding BUMN Pertambangan, MIND ID kembali menorehkan sejarah baru, melakukan divestasi 20 persen saham PT Vale.
MIND ID telah resmi menandatangani perjanjian jual beli saham pada 19 Juni 2020 bersama para pemegang saham mayoritas Vale Indonesia, yakni Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM).
Penandatanganan perjanjian ini adalah langkah awal dimulainya kerja sama strategis jangka panjang antara MIND ID dan Vale Indonesia setelah Pemerintah menunjuk MIND ID untuk membeli saham divestasi Vale Indonesia sebagai kelanjutan dari penandatangan Perjanjian Pendahuluan pada tanggal 11 Oktober 2019.
Langkah ini sesuai dengan mandat MIND ID untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan mendorong hilirisasi industri pertambangan nasional.
“Transaksi ini menegaskan kepercayaan perusahaan-perusahaan tambang dunia terhadap MIND ID dan Indonesia secara keseluruhan. Kerjasama MIND ID dan PTVI akan menjadi sinergi yang saling menguntungkan dan saling melengkapi untuk memajukan industri pertambangan,” kata Group CEO MIND ID Orias Petrus Moedak, dalam siaran persnya, Sabtu (20/6/2020).
Dalam penjualan 20 persen saham divestasi ini, VCL akan melepas sahamnya sebesar 14,9 persen dan SMM sebesar 5.1 persen seharga Rp 2.780 per saham atau senilai total Rp 5,52 triliun.
Eksekusi penjualan ini ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2020. Setelah selesainya transaksi, kepemilikan saham di PT Vale Indonesia akan berubah menjadi VCL 44,3 persen, MIND ID 20 persen, SMM 15 persen, dan publik 20.7 persen.
Divestasi 20 persen saham Vale merupakan kewajiban dari amandemen Kontrak Karya (KK) di tahun 2014 antara Vale Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia.
Melalui kepemilikan 20 persen saham di Vale Indonesia dan 65 persen saham di PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), MIND ID akan memiliki akses terhadap salah satu cadangan dan sumberdaya nikel terbesar dan terbaik dunia. (ATN)
Discussion about this post