ASIATODAY.ID, TAIPEI – Di tengah ancaman provokasi China yang terus meningkat terhadap Taiwan, Amerika Serikat sepakat memperbarui sistem pertahanan rudal Patriot milik Taiwan senilai USD620 juta atau Rp8,9 triliun.
“Penerima (Taiwan) akan menggunakan kemampuan alat-alat tersebut sebagai sistem pertahanan terhadap ancaman regional dan memperkuat pertahanan dalam negeri. Penerima tidak akan mengalami kesulitan menggunakan peralatan ini menjadi bagian dari angkatan bersenjatanya,” kata Kementerian Luar Negeri AS melalui pernyataan pada Kamis (9/7/2020).
Menurut Kemlu AS, Taiwan telah mengajukan minat membeli sejumlah komponen demi meningkatkan kapasitas dan kapabilitas rudal Patriot “demi mendukung masa operasional” senjata itu selama 30 tahun.
Perusahaan industri pertahanan AS, Lockheed Martin, akan menjadi kontraktor utama pembaruan sistem rudal tersebut.
Langkah ini kemungkinan akan memicu amarah China terhadap Taiwan dan AS. China menganggap Taiwan sebagai wilayah pembangkang yang ingin memerdekakan diri.
Belakangan, China kerap mengerahkan sejumlah jet tempur untuk menerobos wilayah pertahanan udara Taiwan.
Sementara itu, relasi China dan AS terus memanas terutama terkait pandemi Covid-19, isu Hong Kong, dan sengketa di Laut China Selatan.
AS memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan akibat kebijakan prinsip Satu China atau One China Policy. Namun, AS memiliki perjanjian hukum dengan Taiwan yang mengikat Negeri Paman Sam untuk menyediakan sarana pertahanan bagi wilayah tersebut.
“Penjualan rudal yang diusulkan ini sejalan dengan kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS karena mendukung upaya Taiwan untuk memodernisasi angkatan bersenjata dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel,” ujar Kemlu AS, melansir CNA.
Sementara itu, Kemlu Taiwan mengatakan pihaknya berharap kontrak penjualan senjata ini bisa segera diproses bulan depan. Taipei menuturkan penjualan senjata ini merupakan yang ketujuh dilakukan pemerintahan Presiden Donald Trump.
“Penjualan ini sepenuhnya menunjukkan pentingnya menjaga keamanan nasional kami, mengkonsolidasikan kemitraan keamanan kami dengan AS, dan bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di Selatan Taiwan dan kawasan,” kata Kemlu Taiwan.
Sejauh ini, Taiwan terus memperkuat sistem pertahanan yang sebagian besar didominasi oleh perangkat senjata buatan AS.
Meski begitu, China masih jauh unggul dibanding Taiwan lantaran memiliki jumlah alutsista yang lebih banyak.
Bahkan China terus menggenjot pembuatan sejumlah alutsista seperti pesawat tempur siluman hingga kapal induk sendiri demi menambah armada. (ATN)
Discussion about this post