ASIATODAY.ID, BEIJING – Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di China kian meluas.
Pemerintah China pun meningkatkan kewaspadaan ke level tertinggi kedua untuk wilayah-wilayah di sepanjang Sungai Yangtze, Minggu (12/7/2020). Provinsi Jiangsu dan Jiangxi merupakan dua wilayah terparah dilanda musibah kali ini.
Melansir The Straits Times, banjir di wilayah Poyang di Jiangxi telah membuat ketinggian air di Danau Poyang — danau air tawar terbesar di China — meningkat di atas 22,52 meter. Angka tersebut jauh di atas level waspada, yakni 19,5 meter dari dasar danau.
Hingga Sabtu malam, otoritas Jiangxi telah mengerahkan ribuan prajurit untuk membantu mencegah meluapnya Danau Poyang.
China memiliki sistem respons darurat yang terdiri dari empat level. Level pertama merupakan yang tertinggi.
Mengutip data dari Kementerian Sumber Daya Air China, sebanyak 212 sungai telah melampaui level waspada sejak awal Juli. Sebanyak 19 dari total tersebut telah jauh melewati angka level waspada.
Negeri Tirai Bambu menyebut cuaca ekstrem sebagai penyebab turunnya hujan deras yang melanda sejumlah wilayah sejak Juni lalu. Kerugian material akibat musibah terkait hujan deras di China diperkirakan mencapai 60 miliar Yuan atau setara Rp172 triliun.
Dalam skala nasional, banjir di China sejak awal Juni telah membuat 78 orang dinyatakan tewas atau hilang. Banjir juga telah menghancurkan atau merusak lebih dari 100 ribu rumah.
Banjir musiman melanda China pada setiap tahunnya. Sejumlah pemerintah daerah di China berusaha memitigasi musibah musiman ini dengan membangun sejumlah bendungan.
Musibah banjir terburuk dalam beberapa tahun terakhir di China terjadi pada 1998. Kala itu, lebih dari 2.000 orang tewas dan hampir 3 juta rumah hancur diterjang banjir. (ATN)
Discussion about this post