ASIATODAY.ID, TAIPEI – Taiwan meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya pertempuran dengan China.
Beberapa jet tempur Angkatan Udara Taiwan (RCOAF) telah dikerahkan pada Sabtu (19/9/2020) pagi. Selain itu, kapal perang Amerika Serikat (AS) siaga di Selat Taiwan.
Langkah siaga tempur Taiwan ini dipicu oleh aksi 19 pesawat militer China yang mendekati Taiwan dan melintasi garis tengah Selat Taiwan yang sensitif. Militer Taipei juga menyiagakan sistem rudal.
Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, 19 pesawat China melakukan manuver pagi ini, lebih banyak dari pesawat yang bermanuver hari Jumat, yakni 18 unit. Beberapa pesawat militer Beijing melintasi garis tengah Selat Taiwan dan lainnya terbang ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan di lepas pantai barat daya.
China yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, mengirim 12 pesawat tempur J-16, dua pesawat tempur J-10, dua pesawat tempur J-11, dua pembom H-6 dan satu pesawat anti-kapal selam Y-8.
Menurut peta yang disediakan kementerian, tidak ada yang mendekati daratan Taiwan atau terbang di atasnya.
“ROCAF mengerahkan pesawat jet tempur dan mengerahkan sistem rudal pertahanan udara untuk memantau aktivitas,” kata kementerian tersebut dalam sebuah tweet.
RCOAF adalah singkatan dari Angkatan Udara Republik China, nama resmi Angkatan Udara Taiwan.
Taiwan telah mengecam manuver yang berulang kali oleh pesawat-pesawat China di dekat pulau yang telah memerintah sendiri itu sepanjang tahun ini. Militer Taipei juga secara teratur mengerahkan jet tempur F-16 dan jet tempur lainnya untuk misi pencegatan atau intersepsi.
China pada konferensi pers hari Jumat, menyinggung pihak penjaga perdamaian PBB. Beijing juga mengumumkan latihan tempur di dekat Selat Taiwan dan mengecam apa yang disebutnya kolusi antara pulau itu dengan Amerika Serikat (AS).
Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Ekonomi Keith Krach tiba di Taipei pada hari Kamis untuk kunjungan tiga hari. Kunjungan pejabat Departemen Luar Negeri senior AS ini membuat Beijing marah.
Kementerian Pertahanan Taiwan, dalam pernyataan terpisah, mengatakan China melakukan kegiatan provokatif, yang secara serius merusak perdamaian dan stabilitas.
“Kementerian Pertahanan dengan keras mengutuk ini, dan meminta otoritas daratan China untuk mengendalikan diri mereka sendiri dan mundur dari tepi,” kata kementerian tersebut, seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, media yang dikelola Partai Komunis China; Global Times, mengatakan dalam editorial hari Sabtu bahwa latihan militer hari Jumat adalah latihan untuk mengambil alih Taiwan.
“AS dan Taiwan tidak boleh salah menilai situasinya, atau meyakini bahwa latihan tersebut hanyalah propaganda. Jika mereka terus melakukan provokasi, pasti akan terjadi perang,” tulis editorial tersebut.
Di tengah ketegangan antara Taipei dan Beijing, kehidupan warga Taiwan tetap berlanjut seperti biasa tanpa ada tanda-tanda panik. Pulau itu sudah lama terbiasa hidup dengan ancaman China.
Rakyat Taiwan tidak menunjukkan minat untuk diperintah oleh China yang otokratis, dan memilih kembali Presiden Tsai Ing-wen secara telak dalam pemilu tahun lalu. Presiden Tsai selama ini menunjukkan sikap yang menentang Beijing.
Manuver 19 pesawat China pagi ini terjadi ketika Taiwan mengadakan upacara peringatan untuk mantan presiden Lee Teng-hui yang dijuluki “Mr. Democracy” untuk mengakhiri pemerintahan otokratis yang mendukung pemilihan umum yang bebas dan memperjuangkan identitas Taiwan yang terpisah dari China.
Lee yang meninggal pada Juli, menjadi presiden Taiwan yang terpilih secara demokratis pada Maret 1996 setelah delapan bulan diintimidasi latihan perang dan uji coba rudal oleh China di perairan sekitar pulau itu.
Peristiwa itu membawa China dan Taiwan ke ambang konflik, yang mendorong Amerika Serikat untuk mengirim gugus tugas kapal induk ke daerah tersebut sebagai peringatan kepada pemerintah Beijing.
Taiwan dan China terakhir kali bertempur dalam skala besar pada tahun 1958, ketika pasukan China melakukan lebih dari sebulan pemboman di pulau Kinmen dan Matsu yang dikuasai Taiwan, termasuk pertempuran laut dan udara. (ATN)
Discussion about this post