ASIATODAY.ID, JAKARTA – Para pelaku usaha Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat memperkuat kemitraan ekonomi sebagai upaya pemulihan di tengah Covid-19.
Kemitraan tersebut diperkuat melalui penandatanganan Nota Kesepahaman Ekspor dan Impor Produk dan Komoditas Perdagangan antara PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dengan dua perusahaan UEA yaitu Al Buraq Investment L.L.C dan Hong Kong Star Foodstuff Trading L.L.C.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengapresiasi para pemangku kepentingan dan pelaku usaha Indonesia yang terus berupaya meningkatkan kinerja ekspor ke berbagai negara di masa pandemi Covid-19 ini.
“Kondisi pasar yang penuh tantangan di masa pandemi seperti ini tidak menghilangkan semangat para eksportir Indonesia untuk terus melakukan penetrasi pasar di berbagai negara,” kata Agus melalui keterangan tertulisnya yang diterima, Selasa (20/10/2020).
Penandatanganan nota kesepahaman ini membuktikan bahwa ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ekspor, diantaranya melalui penetrasi pasar secara langsung dan kerja sama dengan berbagai pihak di negara tujuan ekspor.
Sementara itu, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai Heny Rusmiyati mengungkapkan nota kesepahaman ini juga bertujuan untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia masuk ke pasar internasional di kawasan UEA.
“Banyak sekali produk UKM Indonesia yang memiliki peluang besar di pasar UEA. Beberapa produk yang sangat diminati para buyer UEA di masa pandemi ini adalah produk segar di sektor pertanian buah tropis dan sayuran, rempah, produk perikanan, serta produk makanan dan minuman olahan lainnya,” terang Heny.
Pada periode Januari hingga Agustus 2020, total perdagangan Indonesia-UEA mencapai USD1,90 miliar. Pada periode tersebut ekspor Indonesia ke UEA tercatat sebesar USD833,10 juta.
Sebaliknya, impor Indonesia dari UEA senilai USD1,07 miliar, dimana hampir 65 persen impor Indonesia dari UEA merupakan impor produk migas.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA antara lain perhiasan, kendaraan, kelapa sawit, kertas karton, dan kain tenun sintetis.
Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari UEA di antaranya produk besi, aluminium, biji plastik (propylene), acyclic hydro, dan biji plastic (ethylene). (ATN)
Discussion about this post