ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden mulai melakukan konsolidasi dengan sekutu di Asia.
Biden telah berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Presiden Korea Selatan Moon Je-in, dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga pada Kamis (12/11/2020).
Biden berjanji memperbaiki kemitraan yang rusak dan menegaskan kembali pakta pertahanan bersama di kawasan Indo-Pasifik.
Ketiga pemimpin negara juga telah memberi selamat kepada Biden atas kemenangannya mengalahkan Presiden Donald Trump, meskipun sang petahana menolak mengakui kekalahan.
Dikutip dari AFP, menurut sebuah laporan dari pejabat Jepang, Suga dalam pembicaraan itu telah memperingatkan Biden tentang “situasi keamanan yang semakin parah” di kawasan.
Selama empat tahun pemerintahan Trump, sekutu regional AS kerap mempertanyakan apakah Trump akan menepati janjinya untuk membela mereka jika konfrontasi militer meletus di kawasan.
Biden telah mengonfirmasi bahwa ia berkomitmen untuk memperluas cakupan pertahanan ke wilayah Senkakus, pulau tak berpenghuni yang menjadi rebutan Jepang dan China sekaligus titik nyala konflik selama beberapa dekade terakhir.
Sementara dalam panggilan terpisah selama 14 menit dengan Moon, Biden menggambarkan aliansi AS-Korsel sebagai “kunci keamanan dan kemakmuran” di wilayah tersebut.
Biden juga berjanji untuk bekerja sama dalam menghadapi “tantangan bersama” dengan Korsel, seperti Korea Utara dan perubahan iklim.
Gedung Biru kepresidenan Korsel menuturkan baik Moon maupun Biden setuju untuk bertemu “secepat mungkin” setelah pelantikan Biden pada Januari tahun depan.
Kemudian dalam pembicaraan dengan Australia, Biden menerima undangan berkunjung ke Sydney pada tahun depan untuk memperingati 70 tahun perjanjian keamanan antara kedua negara.
Biden turut mencatat pentingnya “menghadapi perubahan iklim” yang selama ini dinilai lambat ditangani oleh pemerintah konservatif Australia meskipun ikut ambil bagian dalam kesepakatan iklim Paris.
Morrison menggambarkan seruan itu sebagai pengingat yang “sangat hangat” dan dia mengatakan Biden berfokus pada “teknologi pengurangan emisi”.
Sebagai informasi, Trump mengguncang sekutu AS di Asia dengan berselisih paham dengan China, merangkul diktator Korut Kim Jong-un, dan secara terbuka mengungkapkan kemungkinan untuk menarik pasukan dari wilayah sekutu-sekutunya.
Trump secara terbuka mempertimbangkan penarikan pasukan dari Jepang dan Korsel, di mana lebih dari 20 ribu personel militer AS saat ini ditempatkan di sana untuk mencegah tindakan militer Korut. (ATN)
Discussion about this post