ASIATODAY.ID, JAKARTA – Google dan Temasek Holding Pte kini menjadi pemilik saham baru perusahaan e-commerce Tokopedia Indonesia.
Demikian diumumkan oleh CEO Tokopedia William Tanuwijaya lewat akun Instagram resminya, Senin (16/11/2020).
“Kami sangat senang menyambut Temasek dan Google sebagai pemegang saham Tokopedia. Kami merasa terhormat dan berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan mereka terhadap Tokopedia dan Indonesia,” demikian tulis William.
William mengatakan kerja sama tersebut akan bisa mendorong terwujudnya cita-cita Tokopedia untuk menjadi perusahaan yang kuat dan berkelanjutan untuk mengakselerasi transformasi digital dan melakukan pemerataan ekonomi melalui teknologi di Indonesia.
Terkait besaran dana yang disuntikkan oleh Temasek dan Google, William tidak menyampaikannya. Namun, pada pekan terakhir Oktober lalu, kedua perusahaan diberitakan telah menyepakati perjanjian penyuntikan dana sebesar USD350 juta ke perusahaan startup tersebut.
Jumlah dana tersebut berada di bawah perkiraan pada pemberitaan Bloomberg pada Juli sebelumnya yang berada dikisaran USD500 juta hingga USD1 miliar.
Tokopedia sebelumnya dikabarkan tengah menjalin pembicaraan dengan sejumlah perusahaan raksasa dibidang teknologi Amerika Serikat seperti Facebook, Microsoft, dan Amazon.
Pendanaan dari Google dan Temasek ini sekaligus menjadi sinyal kepercayaan investor terhadap salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia tersebut. Sebelumnya, Tokopedia juga menikmati tren kenaikan seiring dengan pandemi Covid-19.
Perusahaan ini juga mendapatkan pendanaan dari penndiri SoftBank, Masayoshi Son, dan Co-Founder Alibaba Group Holding Ltd, Jack Ma.
Platform ecommerce seperti Tokopedia, Laza Group SA milik Alibaba, serta unit usaha Sea Ltd, Shoppee, bersaing dengan ketat dimasa pandemi Covid-19 untuk melayani jutaan orang yang harus melakukan belanja secara daring karena pandemi yang berujung pada pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Studi dari Google, Temasek, dan Bain & Co menyatakan, Indonesia menjadi salah satu negara yang diperebutkan oleh industri e-commerce.
Nilai pasar e-commerce di Indonesia diperkirakan akan melonjak dari USD21 miliar pada 2019 menjadi USD82 miliar pada 2025 mendatang. (ATN)
Discussion about this post