ASIATODAY.ID, JAKARTA – Asian Development Bank (ADB) memberikan saran kepada komunitas ASEAN agar sukses mengakses vaksin Covid-19.
Menurut Dr Eduardo Banzon, spesialis kesehatan dari Asian Development Bank (ADB), ada 3 mekanisme yang bisa dilakukan oleh ASEAN agar bisa menjamin ketersediaan vaksin Covid-19 bagi 600 juta warganya.
Pertama, Dukung COVAX
Mekanisme global yang disebut COVAX disediakan untuk negara-negara yang kurang mampu membeli vaksin covid-19. COVAX juga mengatur cara subsidi pengadaan vaksin Covid-19, baik untuk negara berkembang di ASEAN seperti Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos dan Vietnam serta Myanmar. Negara dengan pendapatan menengah seperti Thailand, Singapura dan Malaysia juga bergabung dengan COVAX.
Dr Banzon mengungkapkan, seluruh negara ASEAN sudah tergabung dalam iniasiatif COVAX.
“COVAX mencoba untuk meraih kesepakatan vaksin sebanyak dua miliar dosis, mereka tidak berniat untuk memperoleh satu miliar dosis,” ujarnya dalam ASEAN Media Forum yang berlangsung secara virtual, Selasa (24/11/2020).
“Itu satu cara. ASEAN harus dukung COVAX, semakin kuat fasilitasnya maka makin banyak dosis yang bisa diperoleh untuk negara berkembang. Tetapi COVAX hanya bisa memberikan vaksin kepada negara hingga 20 persen dari populasinya,” terang Banzon.
Skema COVAX merupakan inisiatif yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama GAVI dan negara-negara besar serta produsen vaksin. Inisiatif ini dimaksudkan untuk memastikan vaksin Covid-19 bisa tersebar merata ke seluruh dunia.
Kedua, Produksi Vaksin
Jika ASEAN memfasilitasi produksi vaksin Covid-19, maka kemungkinan memiliki vaksin lebih besar.
“Daripada dunia saling bersaing untuk pasokan yang terbatas, lebih baik kita membangun pasokan itu lebih banyak,” imbuh Dr Banzon.
“Kita tahu beberapa negara ASEAN mampu untuk membuat vaksin, baik itu di Indonesia, Vietnam, Thailand dan Singapura. Jadi jika ada cara dari ASEAN untuk memfasilitasi negara ini membantu produksi vaksin, diharapkan dosis tambahan itu bisa disalurkan untuk ASEAN,” jelasnya.
Ketiga, Pesan kolektif
Dr Banzon menilai ASEAN bisa memesan vaksin sebagai bentuk organisasi kawasan seperti halnya Uni Eropa dengan pengecualian Inggris.
“UE bersatu dalam aliansi dan kemudian memberikan uang pangkal untuk pemesanan vaksin. Mereka tidak menawar dalam bentuk satu negara individu,” tutur Banzon.
“Ini salah satu cara yang bisa dilakukan ASEAN, terutama melalui skema COVAX di luar batas dosis 20 persen dari populasi sebuah negara. Sayangnya Indonesia telah melakukan pembelian sebagai individu. Tetapi itu wajar terjadi,” ungkapnya.
Namun Banzon menilai, seharusnya ASEAN bisa duduk bersama dan mengupayakan cara menambah pasokan vaksin dengan memproduksi sendiri.
“ASEAN jauh lebih baik dalam hal ini,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post