ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Sritex, salah satu perusahaan tekstil terbesar Indonesia melepas ekspor pakaian militer tahap pertama sebanyak 8 kontainer ke Filipina, Senin (14/12/2020).
Pelepasan ekspor ini merupakan bukti nyata komitmen para pelaku usaha untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kinerja ekspor dan pemulihan ekonomi nasional.
“Hubungan perdagangan Indonesia dan Filipina mulai berkembang pesat. Kualitas produk militer buatan Indonesia lainnya kini juga semakin diakui. Sebelum mengekspor pakaian militer ini, Indonesia telah mengekspor kapal strategic sealift vessel, pesawat terbang NC212, serta lokomotif dan gerbong kereta api untuk perusahaan kereta api nasional Filipina (National Philippines Railway/NPR),” kata Wakil Duta Besar RI untuk Filipina Widya Rahmanto melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, yang diterima Kamis (17/12/2020).
Sementara itu, Atase Perdagangan RI di Manila, Lazuardi Nasution menyampaikan acara ini akan menjadi pendorong bagi produsen garmen Indonesia untuk semakin percaya diri ‘go international’.
“Saat ini, banyak merek internasional yang dibuat di Indonesia. Ini sekaligus menunjukkan produk garmen Indonesia berkualitas tinggi dan banyak diminati. Ke depan, kami akan fokus dalam memperkuat merek-merek lokal Indonesia agar bisa berjaya di Filipina,” jelas Lazuardi.
Pelepasan ekspor ini adalah langkah awal PT Sritex dalam melakukan ekspor pakaian militer ke Filipina. Sebelumnya, PT Sritex melakukan pendekatan dan ujian pemenuhan kualifikasi sekitar dua tahun dengan salah satu mitra lokal di Filipina, yaitu Jeje Enterprises.
Setelah melewati beberapa tahapan yang ditentukan, PT Sritex dinyatakan memenuhi kualifikasi yang disyaratkan dan berhasil menerima pesanan awal dari Filipina.
Menurut Presiden Direktur PT Sritex Iwan Setiawan, Filipina merupakan negara ke-36 yang seragam militernya dibuat PT Sritex dan merupakan negara ke-8 di kawasan Asia Pasifik setelah Indonesia, Malaysia, Brunei, Timor Leste, Singapure, Nepal, dan Australia.
“Berkat komitmen yang kuat, usaha sebaik mungkin, serta berpikir out of the box maka tidak ada yang tidak mungkin,” terang Iwan.
Dengan hasil positif tersebut, diharapkan produk-produk perlengkapan militer asal Indonesia dapat semakin berkembang di pasar Filipina. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan peluang pasar yang ada dan memainkan peran utama dalam mempercepat pertumbuhan perekonomian dunia pascapandemi Covid-19.
“Pelaksanaan kegiatan ekspor ini diharapkan dapat memotivasi para pelaku usaha lainnya untuk melakukan penjajakan kerja sama dan investasi dengan Filipina. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia-Filipina telah kembali stabil dan aman daridampak pandemi,” imbuh Widya.
Pada periode Januari-Oktober 2020, total perdagangan Indonesia dan Filipina mencapai USD5,19 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Filipina tercatat sebesar USD4,75 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Filipina sebesar USD 441 juta. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia terhadap Filipina surplus sebesar USD 4,3 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Filipina adalah otomotif, batu bara, makanan kemasan, minyak sawit, kertas, pupuk, sereal, dan obat-obatan. Sementara komoditas impor utama Indonesia dari Filipina diantaranya sirkuit listrik, mesin printer dan komponennya, aksesoris otomotif, mesin pemanas, tembaga, plastik, serta alat optik. (ATN)
Discussion about this post