ASIATODAY.ID, BOGOTA – Gelombang aksi unjukrasa pecah di Kolombia sebagai bentuk protes atas rencana reformasi pajak yang diusulkan Pemerintah. Usulan yang diajukan Presiden Ivan Duque itu dianggap sangat memberatkan masyarakat Negeri di Barat Laut Amerika Selatan itu.
Ratusan ribu warga turun ke jalan ke seluruh negeri, mulai Rabu (28/4/2021).
Para demonstran membawa peti mati kosong selama pemogokan nasional. Di kota-kota besar Kolombia, seperti Bogota, Medellin, dan Cali aksi demonstrasi digelar dengan masif untuk menentang pemerintah.
Demonstrasi ini diikuti berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, masyarakat pribumi, pengemudi truk, guru, petani, serta pekerja atau buruh.
Di beberapa kota, unjuk rasa dikabarkan berjalan damai. Namun, di Cali, kerusuhan dan aksi vandalisme sempat terjadi. Puluhan polisi dilaporkan luka-luka.
Seperti dilansir Antara, reformasi pajak ini bertujuan meningkatkan pajak pada individu dan bisnis serta menghilangkan banyak pengecualian. Reformasi ini diniatkan untuk menekan krisi fiskal yang disebutkan biaya perawatan kesehatan selama pandemi Covid-19.
Reformasi pada awalnya dimaksudkan untuk mengumpulkan sekitar USD6 miliar atau Rp86 triliun, setara dengan dua persen dari produk domestik bruto (PDB).
Pemerintah juga menyarankan untuk memperluas jenis barang yang dikenakai pajak pertambahan nilai (PPN), dengan mengatakan reformasi sangat penting bagi Kolombia untuk mempertahankan peringkat utang tingkat investasinya. (ATN)
Discussion about this post