ASIATODAY.ID, DENPASAR – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali, Menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, dan Sejahtera serta Master Plan Pengembangan Kawasan Pariwisata Ubud, Tegallalang, dan Payangan (Ulapan) di Denpasar, Bali, Jumat (3/12/2021).
Peluncuran ini menjadi salah satu rangkaian Presidensi G20 Indonesia yang akan dipusatkan di Bali.
Presiden Jokowi menyebutkan, ada tiga hal yang menjadi catatan dalam pembangunan Bali.
Pertama, diversifikasi ekonomi, meliputi pariwisata hingga pertanian. Kedua, paradigma dan tata kelola pariwisata harus memprioritaskan kesehatan dan keamanan.
“Ketiga, pariwisata Bali bertransformasi dari mass tourism menjadi green tourism serta quality tourism, mengusung pariwisata berbasis sosial, budaya, dan lingkungan, mewujudkan harmoni dan memuliakan alam,” kata Presiden Jokowi dalam peluncuran peta jalan Ekonomi Kerthi Bali, Menuju Bali Era Baru seperti dikutip dari siaran pers Bappenas, Sabtu (4/12/2021).
Menurut Jokowi, semangat memuliakan alam, manusia, dan budaya, harus terus digaungkan untuk menyongsong masa depan.
“Kita memiliki komitmen kuat untuk menerapkan green economy, ekonomi hijau, ini kekuatan Bali, kekuatan Indonesia,” kata Jokowi.
Peluncuran peta jalan dan masterplan ini untuk menyusun redesain transformasi ekonomi Indonesia sebagai bagian dari agenda pembangunan Indonesia. Pemulihan dan transformasi ekonomi Bali menjadi krusial, mengingat peran Bali sebagai barometer pariwisata Indonesia di mata dunia.
Dokumen ini diharapkan dapat membantu Bali pulih berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi dan semangat Tri Hita Karana.
Dalam kesempatan yang sama Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan dengan transformasi ekonomi Bali, produktivitas tenaga kerja akan meningkat empat kali lipat dan ekonomi tumbuh rata-rata 7,4%.
“PDRB (produk domestik regional bruto) per kapita akan meningkat delapan kali lipat, tingkat kemiskinan menurun 0,18% serta tingkat pengangguran berkurang ke level 0,50%, dan akan tercipta sustainable living yang didukung peningkatan produk hijau dan green jobs,” tegas Menteri Suharso.
Sasaran-sasaran tersebut dicapai melalui enam strategi besar yakni Bali Pintar dan Sehat, Bali Produktif, Bali Hijau, Bali Terintegrasi, Bali Smart Island, serta Bali Kondusif.
Khusus untuk strategi Bali Produktif, diperkuat melalui Master Plan Ulapan yang merupakan kawasan berbasis zonasi dengan pengembangan berbasis relasi wisata-pertanian-lingkungan, rencana rekayasa sosial, budaya, arahan tata ruang wilayah, rencana infrastruktur pendukung, dan rencana aksi.
“Saya berharap, dokumen peta jalan ini dapat direplikasi provinsi lain untuk mendesain ulang perencanaan jangka panjang pascapandemi Covid-19, menuju Visi Indonesia Emas 2045,” ujar Menteri Suharso. (ATN)
Discussion about this post