ASIATODAY.ID, LONDON – Situasi di wilayah Ukraina kian genting.
Pasalnya, Inggris mulai memasok senjata anti-tank ke Ukraina, sementara Kanada mengerahkan pasukan khusus ke Kiev di tengah kekhawatiran akan adanya invasi Rusia ke Ukraina.
Perkembangan terbaru ini berlangsung usai Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah keras tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa Moskow sedang mempersiapkan alasan untuk menginvasi Ukraina.
Ketegangan ini dipicu penumpukan pasukan Rusia dekat perbatasan Ukraina. AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mencurigai Rusia hendak melancarkan invasi, namun Negeri Beruang Merah berulang kali membantahnya.
Rusia menekankan bahwa pihaknya dapat melakukan semacam aksi militer, kecuali jika kekuatan Barat bersedia memenuhi sejumlah permintaan, termasuk mencegah Ukraina bergabung dalam aliansi NATO.
AS dan NATO menolak permintaan Rusia, dan menegaskan bahwa setiap negara berhak menentukan sendiri kebijakan keamanan mereka, tak terkecuali Ukraina.
Serangkaian pertemuan antara Rusia dan AS, dan juga Rusia-NATO, sudah berlangsung di Brussels pekan kemarin. Namun dua pertemuan itu tidak menghasilkan terobosan apapun. Sejak saat itu, Ukraina meminta Barat untuk memasok persenjataan demi melindungi diri dari potensi invasi.
Berbicara di parlemen Inggris, Menteri Pertahanan Ben Wallace mengatakan, London telah “membuat keputusan untuk memasok sistem senjata defensif ringan ke Ukraina.”
Persenjataan itu sudah mulai tiba di Ukraina pada Senin kemarin, dan sekelompok kecil prajurit Inggris akan memberikan pelatihan singkat kepada pasukan lokal.
“Ini bukan senjata strategis dan bukan merupakan ancaman bagi Rusia. Senjata ini untuk membela diri,” kata Wallace, dilansir dari Al Jazeera, Selasa (18/1/2022).
“Senjata ini memiliki jangkauan pendek. Tapi jika suatu saat ada tank-tank Rusia yang datang menginvasi, maka senjata ini akan menjadi bagian dari mekanisme pertahanan,” lanjutnya.
Sementara itu di Kanada, media Global News melaporkan bahwa Ottawa telah mengerahkan pasukan khusus ke Ukraina.
Mengutip beberapa sumber, Global News mengatakan pasukan tersebut akan mencari cara untuk membantu pemerintah Ukraina dan merancang rencana evakuasi warga Kanada jika terjadi invasi berskala penuh.
Laporan Global News muncul di saat Menlu Kanada Melanie Joly bertemu Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal di Kiev pada Senin kemarin. Keduanya bertemu dalam mendiskusikan upaya-upaya mencegah “aksi agresif Rusia.” (ATN)
Discussion about this post