ASIATODAY.ID, JAKARTA – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mulai menggagas pembentukan Partai Hijau Indonesia. Agendanya, para aktivis lingkungan ini ingin menjadikan isu lingkungan hidup sebagai agenda politik utama di republik ini.
“Kini tiba waktunya agenda politik lingkungan hidup menjadi agenda pokok, bukan lagi agenda pinggiran,” tegas Dewan Eksekutif Nasional Walhi, Khalisah Khalid, Kamis (18/7/2019).
Gagasan pembentukan Partai Hijau dibahas oleh Walhi melibatkan jejaring Walhi dalam diskusi publik pembangunan partai alternatif, yang diinisiasi oleh Walhi Sulteng, di salah satu hotel, di Kota Palu.
Kegiatan itu bertujuan untuk menjadikan agenda politik lingkungan hidup sebagai agenda utama dalam pembentukan partai hijau Indonesia. Menjadikan agenda penyelamatan lingkungan hidup dan hak atas wilayah kelola rakyat dalam perjuangan politik partai hijau Indonesia.
“Kita berharap politik alternatif menjadi salah satu pilihan atau alternatif bagi masyarakat dari keberadaan dan dinamika perpolitikan yang sudah ada saat ini,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Khalisah juga melontarkan kritik terhadap partai politik di tanah air karena dinilai belum sepenuhnya memberikan ruang terhadap politik alternatif utamanya terhadap agenda penyelamatan lingkungan hidup.
“Karena itu perlu ada gerakan perubahan, untuk memberikan ruang kepada politik alternatif,” ujar Khalisah.
Manajer Kampanye Walhi Sulteng, Stevandi, mengemukakan isu-isu yang saat ini ditangani oleh pihaknya cukup beragam, baik dari sektor perkebunan sawit, pertambangan, kehutanan, dan lingkungan hidup.
“Hampir disetiap agenda advokasi, Walhi terus bersentuhan dengan ranah birokrasi dan politik sebagai wilayah lahirnya kebijakan di republik ini, guna mendorong negara dapat memberikan ruang-ruang penyelamatan lingkungan hidup di Indonesia,” tandasnya.
Dikutif dari situs resmi Walhi, https://walhi.or.id, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) merupakan sebuah organisasi gerakan lingkungan hidup terbesar di Indonesia, dengan jumlah anggota sebanyak 487 organisasi dari unsur organisasi non pemerintah dan organisasi pencinta alam, serta 203 anggota individu yang tersebar di 28 propinsi di Indonesia.
Sejak tahun 1980 hingga saat ini, WALHI secara aktif mendorong upaya-upaya penyelamatan dan pemulihan lingkungan hidup di Indonesia. WALHI bekerja untuk terus mendorong terwujudnya pengakuan hak atas lingkungan hidup, dilindungi serta dipenuhinya hak asasi manusia sebagai bentuk tanggung jawab Negara atas pemunuhan sumber-sumber kehidupan rakyat.
WALHI menyadari bahwa perjuangan tersebut dari hari kehari semakin dihadapkan dengan tantangan yang berat, terutama yang bersumber pada semakin kukuhnya dominasi dan penetrasi rezim kapitalisme global melalui agenda‐agenda pasar bebas dan hegemoni paham liberalisme baru (neo‐liberalism), dan semakin menguatnya dukungan dan pemihakan kekuatan politik dominan di dalam negeri terhadap kepentingan negara‐negara industri atau rejim ekonomi global.
Rezim kapitalisme global menempatkan rakyat, lingkungan hidup dan sumber-sumber kehidupan rakyat, bahkan bumi sebagai tumbal akumulasi kapital. Eksploitasi dan pengerukan sumber daya alam yang tiada habisnya yang berujung pada krisis lingkungan hidup, telah mempengaruhi tatanan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya dan pada akhirnya meningkatkan ancaman kerentanan keselamatan dan kehidupan seluruh warga negara, baik di perdesaan maupun perkotaan.
Di tengah tantangan perjuangan penyelamatan lingkungan hidup dan sumber-sumber kehidupan rakyat yang begitu berat, dibutuhkan gerakan sosial yang kuat dan luas untuk secara bersama-sama memperjuangkan keadilan ekonomi, sosial dan ekologis untuk generasi hari ini dan generasi mendatang. WALHI memastikan dirinya menjadi bagian utama dari gerakan ini. (AT Network)
Discussion about this post