ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut penguasaan teknologi menjadi penting di era industri 4.0. Hal ini menjadi syarat untuk menopang produktivitas agar semakin mudah dan efisien. Dalam konteks ini, pemerintah sedang menerapkan program strategis dalam memacu kualitas SDM Indonesia yang kompeten, termasuk di sektor industri.
Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, pada era industri 4.0 akan dibutuhkan sebanyak 17 juta tenaga kerja yang melek digital dengan komposisi 30 persen bekerja di sektor industri manufaktur dan 70 persen sebagai sektor penunjangnya.
“Selain itu, implementasi industri 4.0 diproyeksi memberikan tambahan ekonomi sebesar USD150 miliar sampai 2025,” ujar Airlangga, melalui keterangan resminya, di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Sejauh ini, kata Airlangga, potensi tersebut sudah didukung oleh lebih dari 60 juta masyarakat yang sudah punya smartphone. “Ini merupakan pasar yang sangat besar. Karenanya sedang ada pembahasan tentang investasi yang nanti membuat smartphone menjadi mudah diakses oleh masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau,” kata dia.
Sebagai langkah mendukung ekosistem digital, pemerintah gencar menumbuhkan wirausaha muda di sektor industri kreatif atau pelaku startup. Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) mencatat, jumlah startup di Indonesia pada 2018 mencapai 992 perusahaan rintisan.
“Kami yakin tidak sedikit dari mereka merupakan penyedia teknologi yang dapat menghasilkan teknologi digital yang aplikatif dan solutif bagi sektor industri kecil dan menengah (IKM). Sehingga keberadaan startup menjadi hal yang penting untuk mengakselerasi transformasi digital melalui penerapan teknologi digital,” tuturnya.
Kementerian Perindustrian bersama stakeholders juga telah mendorong penumbuhan industri berbasis digital di beberapa daerah seperti di Bandung, Bali, Makassar, dan Batam. “Kami sedang mendorong bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk pengembangan kawasan khusus industri berbasis digital di kota Malang,” kata dia.
Selain itu, Indonesia juga membutuhkan infrastruktur dasar seperti jaringan internet, energi listrik dan logistik. “Apabila dikaitkan dengan jaringan internet, pemerintah sudah membangun jaringan optik di Indonesia bagian barat, tengah hingga timur,” pungkasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post