ASIATODAY.ID, JAKARTA – Potensi nikel yang melimpah di Indonesia menjadi magnet investor global, termasuk dari Jepang.
Sejumlah perwakilan dari perusahaan energi asal Jepang membahas potensi investasi pengembangan mineral nikel dan kobalt dengan jajaran Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) di Aula Sarulla Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Senin (17/7).
Menurut Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minerba, Muhammad Wafid, pertemuan itu baru sebatas penjajakan informasi.
Ia memaparkan cadangan nikel domestik, sementara para delegasi perusahaan Jepang menjabarkan rencana mereka untuk memperkuat pengembangan baterai hingga kendaraan listrik seiring upaya mengejar target emisi nol bersih 2060.
“Mereka menggali informasi tentang nikel dan kobalt. Pak Menteri juga mengarahkan agar Jepang itu masuk untuk sepeda motor listrik, langsung saja yang spesifik,” kata Wafid.
Wafid menjelaskan, pertemuan bilateral saat itu belum membahas soal kelanjutan rencana investasi pada sektor hulu hingga hilir.
Adapun kobalt merupakan mineral olahan bijih nikel kadar rendah yang dihasilkan dari smelter hidrometalurgi High Pressure Acid Leach Leaching (HPAL).
Melalui smelter HPAL, nikel kadar rendah diolah menjadi mixed hydroxide precipitate (MHP) atau mixed sulphide precipitate (MSP) sebagai bahan baku precursor dan katoda baterai kendaraan listrik.
“Pembicaraannya tidak spesifik, baru sebatas penjajakan awal,” kata Wafid. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post