ASIATODAY.ID, BATAM – Rencana kepulangan 2.000 Warga Negara Indonesia (WNI) yang merupakan crew kapal pesiar dari Australia melalui Batam, Kepulauan Riau, mendapat penolakan keras.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Isdianto secara tegas menyatakan hal itu.
Menurut Isdianto, masih banyak provinsi lain di Indonesia yang lebih dekat dari Australia untuk menjadi tempat kepulangan para WNI tersebut.
“Kalau kita lihat, pintu keluar dari Austalia lebih dekat dengan NTT dan NTB kenapa harus ke Batam yang wilayahnya jauh ke utara. Kami tegas menolaknya,” kata Isdianto dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (13/4/2020).
Sebelumnya, sebuah kapal pesiar dari Australia dengan 2.000 ABK WNI meminta untuk masuk ke wilayah Kepri. Isdianto dalam rapat pekan lalu, secara tegas menolak kedatangan ABK kapal itu.
“Kita tak ingin ada yang datang membawa virus tersebut karena pasien yang terpapar Covid di Kepri saat ini memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri,” jelas Isdianto.
Isdianto menjelaskan, saat ini Kepri sudah menjadi pintu masuk Tenaga Kerja Indonesia dan Pekerja Migran Indonesia yang dipulangkan dari Malaysia. Sudah lebih dari 40.000 PMI dan TKI yang kembali dari Malaysia, melalui Batam, Karimun dan Tanjungpinang.
“Kami ingin fokus menangani warga disini yang terdampak pandemi Covid-19. Baik mereka yang positif, orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan maupun orang tanpa gejala. Kehadiran 2.000 ABK kapal pesiar itu jelas akan menambah beban Kepri dalam membasmi Covid-19. Apalagi, saat ini sekitar 95 persen pasien positif covid-19 di Kepri adalah orang yang berinteraksi dari negara luar atau wilayah tertular lainnya,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post