ASIATODAY.ID, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan dunia berada di “wilayah yang belum terpetakan” ketika wabah virus corona terus menyebar di negara Barat seperti Italia yang mengumumkan kematian 27 orang akibat wabah ini.
Melansir Aljazeera.com, Rabu (4/3/2020), WHO mencatat lebih dari 92.000 kasus telah dikonfirmasi di seluruh dunia dan jumlah kematian akibat virus corona telah mencapai 3.110 secara global.
Sedangkan jumlah total kasus virus corona yang dikonfirmasi di negara bagian Washington naik menjadi 27. Angka kematian juga naik dari sebelumnya 6 orang, menjadi sembilan orang hingga kemarin seperti dikutip CNA.
Angka kematian di AS tercatat delapan di King County dan satu di wilayah Snohomish County. Korban tewas itu menandai kematian pertama yang didokumentasikan di Amerika Serikat akibat penyakit pernapasan.
Dari 27 kasus yang dikonfirmasi terkelompok di dua wilayah Seattle yang lebih luas, sehingga menjadikannya sebagai konsentrasi terbesar yang terdeteksi hingga saat ini oleh sistem kesehatan masyarakat AS.
“Dengan lebih banyak data yang tersedia, maka ada pemahaman yang berkembang tentang virus itu dan bagaimana penyebarannya,” ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dia mengakui ada yang unik dari penyebaran tersebut. Dibandingkan dengan flu, Tedros mengatakan virus corona jauh lebih mematikan.
Adapun peralatan pelindung seperti masker dan kacamata yang digunakan oleh petugas kesehatan sudah habis. WHO pun memperingatkan agar tidak ada yang menimbun dan menyalahgunakan alat bantu kesehatan tersebut.
Menurut Tedros, kelangkaan masker dan peningkatan harga pada sejumlah alat pelindung diri tenaga medis, akan berdampak pada penanganan virus corona.
Tedros menyebutkan masker dan berbagai alat pelindung diri bagi tenaga medis menjadi langka di beberapa negara. Di samping itu harganya pun melonjak.
Hal ini berdampak pada tidak maksimalnya perlindungan bagi tenaga medis dan juga pelayanan yang diberikan kepada pasien penderita virus corona.
“Kami tidak dapat menghentikan virus corona tanpa melindungi petugas kesehatan kami,” ujar Tedros.
Dia menekankan bahwa petugas kesehatan adalah prioritas utama yang harus dilindungi oleh semua negara dalam menghadapi virus ini.
Namun Tedros menjelaskan saat ini terjadi peningkatan pasokan terhadap alat pelindung diri (APD) secara global yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan, penimbunan, dan penyalahgunaan APD tersebut.
“Kekurangan alat kesehatan ini membuat dokter, perawat dan petugas kesehatan garis depan lainnya tidak siap untuk merawat pasien virus corona, karena terbatasnya akses ke persediaan seperti sarung tangan, masker medis, respirator, kacamata, pelindung wajah, baju isolasi, dan celemek,” kata dia.
Dia menyebut bahwa harga masker bedah meningkat enam kali lipat, respirator N95 meningkat tiga kali lipat, dan baju isolasi atau operasi meningkat dua kali lipat. Namun sekarang ini sedang terjadi manipulasi harga di pasaran secara luas, dan tidak jarang stok tersebut dijual pada penawar tertinggi.
WHO saat ini telah mengirim hampir setengah juta perlengkapan APD ke 27 negara, namun persediaannya makin menipis.
WHO memperkirakan bahwa setiap bulan sebanyak 89 juta masker medis yang diperlukan untuk penanganan COVID-19, 76 juta sarung tangan pemeriksaan, dan 1,6 juta kacamata pelindung diri.
Secara global, WHO memperkirakan butuh peningkatan pasokan alat pelindung diri sebesar 40 persen.
Tedros mengatakan bahwa WHO memiliki pedoman untuk merasionalkan penggunaan APD di fasilitas kesehatan dan mengelola rantai pasokan secara efektif.
Hal itu dilakukan dengan cara bekerja sama dengan pemerintah, produsen, dan Jaringan Rantai Pasokan Pandemi WHO untuk meningkatkan produksi dan mengamankan pasokan untuk negara-negara yang terkena dampak kritis dan berisiko.
Untuk itu WHO meminta kepada para produsen untuk meningkatkan produksi guna menjamin pasokan. Selain itu pemerintah tiap negara juga diminta untuk mengembangkan insentif bagi produsen untuk meningkatkan produksi.
“Ini termasuk pelonggaran pembatasan ekspor dan distribusi peralatan pelindung pribadi dan persediaan medis lainnya,” kata Tedros. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post