ASIATODAY.ID, JAKARTA – Untuk mengembalikan fungsi ekosistem pesisir utara Pulau Jawa, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memacu aksi pemulihan melalui konservasi mangrove.
Sekitar 455.000 bibit mangrove ditanam di titik-titik kritis yang tersebar di wilayah di Brebes, Karawang, Pesawaran dan Lampung Timur.
Plt. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) TB Haeru Rahayu mengatakan, penanaman mangrove ini merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat dari Ditjen PRL yang disandingkan dengan rehabilitasi kawasan pesisir.
“Rehabilitasi kawasan pesisir ini ditujukan untuk memulihkan lingkungan sekaligus membantu perekonomian masyarakat di masa pandemik“ ujar Tebe, sapaan akrabnya, melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (9/12/2020).
Menurut Tebe, keterlibatan masyarakat untuk melestarikan mangrove sebagai upaya tercapainya rehabilitasi dan restorasi wilayah pesisir, sangat penting untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus penyadartahuan dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Program rehabilitasi ini tak berhenti di penanaman saja tapi akan berlanjut pada pembangunan tracking mangrove sepanjang 726 meter dengan melibatkan 4 kelompok penggiat mangrove yang tersebar di masing-masing lokasi tracking mangrove seperti Lampung Timur, Serang, Rembang dan Pati.
“Dengan tracking mangrove ini diharapkan kegiatan pariwisata yang lesu kembali bergairah dan dapat menarik pengunjung yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan meringankan ekonomi masyarakat setempat yang terdampak pandemi Covid-19,” imbuhnya.
Manfaat Mangrove Bagi Manusia
Sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas hutan mangrove terbesar di dunia. Hutan mangrove memiliki peranan penting dan manfaat yang banyak baik langsung maupun tidak langsung bagi lingkungan sekitar khususnya bagi penduduk pesisir.
Secara umum hutan bakau atau mangrove mempunyai definisi sebagai hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak di garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut tepatnya di daerah pantai dan sekitar muara sungai, sehingga tumbuhan yang hidup di hutan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut.
Berikut merupakan beberapa manfaat dan peranan Hutan Mangrove :
1. Mencegah Intrusi Air Laut
Intrusi laut merupakan peristiwa perembesan air laut ke tanah daratan. Intrusi laut dapat menyebabkan air tanah menjadi payau sehingga tidak baik untuk dikonsumsi. Hutan Mangrove memiliki fungsi mengendapkan lumpur di akar-akar pohon bakau sehingga dapat mencegah terjadinya Intrusi Air laut ke daratan.
2. Mencegah Erosi dan Abrasi Pantai
Erosi merupakan pengikisan permukaan tanah oleh aliran air sedangkan abrasi merupakan pengikisan permukaan tanah akibat hempasan ombak laut. Hutan Mangrove memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah di wilayah pesisir, sehingga dapat menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air.
3. Sebagai pencegah dan penyaring alami Hutan mangrove biasanya yang dipenuhi akar pohon bakau dan berlumpur. Akar tersebut dapat mempercepat penguraian limbah organik yang terbawa ke wilayah pantai.Selain pengurai limbah organik, hutan mangrove juga dapat membantu mempercepat proses penguraian bahan kimia yang mencemari laut seperti minyak dan diterjen, dan merupakan enghalang alami terhadap angin laut yang kencang pada musim tertentu.
4. Sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis satwa
Hutan Mangrove juga merupakan tempat tinggal yang cocok bagi banyak hewan seperti biawak, kura-kura, monyet, burung, ular, dan lain sebagainya.
Beberapa jenis hewan laut seperti ikan, udang, kepiting dan siput juga banyak tinggal didaerah ini. Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.
5. Berperan dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir
Hutan mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Sebagai contoh, Buah vivipar yang terbawa air akan menetap di dasar yang dangkal, dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.
Hutan mangrove di Indonesia kini tidak luput dari permasalahan lingkungan. Akibat pengelolaan yang buruk, ekosistem hutan mangrove di pesisir pantai terancam punah sehingga akan mempercepat proses abrasi pantai. (ATN)
Discussion about this post