ASIATODAY.ID, JAKARTA – Accelerator Lab UNDP Indonesia yang merupakan bagian jaringan solusi terbesar di dunia untuk mengatasi tantangan pembangunan yang kompleks diluncurkan pada Rabu (24/3/2021).
Accelerator Lab Indonesia akan menjadi salah satu dari 91 Accelerator Lab di 115 negara yang mencari, menguji, dan meningkatkan solusi untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Dengan pendanaan dari Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Qatar Fund for Development, Accelerator Lab Indonesia telah melakukan studi perkotaan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan air seperti banjir sebagai bagian dari upaya awalnya.
Accelerator juga melakukan studi etnografi di lima komunitas yang terkena bencana dan mensurvei 520 orang di 125 kota di Indonesia.
Berbicara pada peluncuran virtual, Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro mengatakan teknologi inovatif dan inovasi sosial memegang kunci untuk mengatasi berbagai tantangan utama di dunia.
“Pandemi COVID-19 telah membuat kita sadar betapa pentingnya tindakan cepat dan kreativitas untuk mengatasi tantangan pembangunan saat ini. Kita memerlukan ide dan kreativitas baru untuk menghadirkan teknologi baru yang dapat mendisrupsi paradigma lama yang menghambat solusi untuk mengatasi tantangan seperti perubahan iklim dan ketimpangan,” kata Brodjonegoro.
Sementara itu, Peter Schoof, Duta Besar Jerman untuk Indonesia mengungkapkan dengan adanya pusat jaringan pembelajaran di Indonesia akan membantu ide dan kreativitas mengalir lebih mudah, menciptakan solusi yang cepat dan mendorong lebih banyak praktisi untuk mempercepat proses untuk memenuhi agenda SDGs.
“Pemerintah Jerman bangga mendukung pendirian Accelerator Lab di Indonesia yang diharapkan dapat menjadi katalisator pembelajaran untuk solusi SDGs,” ujar Peter Schoof.
Sementara, Fawziya Edrees Salman Al-Sulaiti, Duta Besar Qatar untuk Indonesia mengungkapkan, inovasi adalah inti pembangunan pesat Qatar dalam beberapa dekade terakhir.
“Masyarakat kami telah mengalami perubahan transformatif dan menjadi lebih baik karena kami terus mendorong inovasi dan teknologi. Perubahan besar dengan skala nasional dapat dimulai dari komunitas kecil dan kami harap Accelerator Lab Indonesia menjadi jaringan pembelajaran yang berkembang pesat,” kata Fawziya Edrees Salman Al-Sulaiti.
Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura meminta semua pemangku kepentingan untuk mempercepat tindakan dan mengadopsi inovasi.
“Kreativitas dan kecepatan harus menjadi pendekatan baru kita. Tantangan pembangunan yang semakin kompleks saat ini membutuhkan peluang baru untuk menghasilkan lebih banyak kreativitas. Dan seiring berjalannya waktu menuju 2030, kita tidak punya pilihan selain mempercepat pencapaian SDGs dengan ide dan tindakan baru. UNDP Indonesia bangga meluncurkan Accelerator Lab hari ini karena dapat menambahkan lebih banyak solusi dan ide untuk mengatasi tantangan hari ini untuk meraih peluang di masa depan,” kata Shimomura.
Sedangkan Geoff Mulgan, Professor of Collective Intelligence, Public Policy and Social Innovation, University College London dan penasihat Global Accelerator Labs mengutarakan, menghadirkan inovasi dinamis ke dalam birokrasi publik besar tidak pernah mudah, dan akan selalu ada banyak penentang dan sinisme.
“Ini juga tampak berisiko menyiapkan begitu banyak Lab sekaligus tanpa infrastruktur pendukung yang kuat. Tetapi tanpa inovasi yang dipercepat, kecil peluang untuk mencapai SDGs. Accelerator Lab telah membuat awal yang baik, dengan masukan dari orang-orang cerdas dan berkomitmen, yang berfokus pada tindakan praktis,” imbuhnya.
Accelerator Lab Indonesia akan bekerja dalam kemitraan dengan Pemerintah Indonesia, akademisi, CSOs, masyarakat setempat, komunitas inovator nasional dan internasional, dan start-up. Bagian dari kegiatan awal Accelerator Lab Indonesia adalah survei warga tentang masalah perkotaan di lima komunitas yang terkena bencana.
Sekitar 500 orang menghadiri peluncuran Accelerator Lab secara virtual yang berjudul ‘Menuju Masa Depan yang Lebih Inovatif dan Inklusif untuk Indonesia’. Acara ini bertujuan untuk menginspirasi masyarakat untuk berperan lebih aktif dalam mengatasi tantangan pembangunan saat ini.
Acara ini juga menampilkan diskusi panel oleh Prof. Tri Nuke Pudjiastuti, Deputi Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Meirina Triharini, dosen & peneliti dari Lab Desain Etnografi Institut Teknologi Bandung, Bambang Irianto, inovator akar rumput dari Komunitas Kampung Tematik, dan Arief Mustain, Director dan Chief Strategy & Innovation Officer Indosat Ooredo yang menekankan perlunya aksi kolektif dalam ekosistem inovasi di Indonesia.
Sebagai referensi, Accelerator Lab Indonesia didirikan pada November 2020. Tim tersebut terdiri dari Aisha Marzuki, Head of Exploration, Yulia Sugandi, Head of Solutions Mapping, dan Muhammad Didi Hardiana ,Head of Experimentation. (AT Network)
Discussion about this post