ASIATODAY.ID, JAKARTA – Sektor Pertanian menjadi jangkar utama dalam meningkatkan dan memulihkan ekonomi Indonesia yang sempat terpuruk akibat pandemi global Covid-19 berkepanjangan.
Selain itu, Pertanian juga menjadi sumber utama Produk Domestik Bruto (PDB) serta sumber ekonomi keluarga karena mampu membuka lapangan kerja secara luas.
“Dalam beberapa tahun terakhir, pertanian tumbuh terus menerus, bahkan sampai 3-4 persen dan tetap positif di tengah pandemi Covid-19 berkepanjangan,” jelas Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani di forum webinar internasional bertema Strategy for Strengthening Indonesian Agriculture, Selasa (25/5/2021).
Menurut Sri Mulyani, sejauh ini sektor pertanian Indonesia mampu mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan secara cepat serta mampu menyiapkan ketersediaan pangan dalam menghadapi kemungkinan adanya ancaman krisis pangan global.
“Pertanian merupakan salah satu sektor kunci untuk mendukung perekonomian domestik, terutama untuk mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, dalam menghadapi ancaman krisis global,” katanya.
Merujuk data statistik pada Agustus 2020, Sri Mulyani menyebut ada sekitar 38,23 juta orang yang bekerja di sektor pertanian. Bahkan produktivitas tenaga kerja secara tahunan tetap dalam posisi tren meningkat, yakni rata-rata 10 persen tahun.
“Pemerintah juga akan terus menyediakan anggaran untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung pemulihan ekonomi yang lebih baik,” imbuhnya.
Dalam konteks ini, Indonesia telah membangun lumbung pangan nasional yang disebut dengan food estate. Pembangunan baru dilakukan di tiga Provinsi, yaitu Provinsi Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Bahkan hasil dari pengembangan food estate ini sudah bisa dirasakan dengan adanya panen raya diatas rata-rata 8 ton perhektare. Kita harapkan ke depan program food estate semakin merata di seluruh Indonesia,” tutupnya.
Secara terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pembangunan ketahanan pangan oleh pemerintah sudah berada dalam trek yang tepat. Dimana data BPS menyebutkan sektor pertanian mengalami pertumbuhan 2,95 persen di kuartal I 2021.
Pertumbuhan positif tersebut melanjutkan tren yang dicapai tahun lalu yang tumbuh 1,75 persen di saat sektor-sektor lainnya mengalami kontraksi.
“Kita sudah on the right track. Sekarang yang penting bagaimana kebersamaan yang lebih kuat untuk menghadirkan pertanian yang lebih baik,” katanya.
Mentan menambahkan, ekspor komoditas pertanian Indonesia juga mengalami kenaikan dari Rp390,16 triliun di 2019 menjadi Rp451,77 triliun atau tumbuh 15,79 persen. Struktur nilai ekspor pertanian ini didominasi oleh subsektor perkebunan.
“Ini kondisi rill yang ada. Berarti semua produktivitas kita baik itu tanaman pangan padi jagung misalnya, hortikultura, termasuk sayur-sayuran dan lain-lain, kemudian peternakan, kemudian tentu saja perkebunanan kita yang sudah mampu menunjang hasil yang ada,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post