ASIATODAY.ID, JAKARTA – Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki kekayaan laut yang melimpah. Selain keanekaragaman hayati, laut Indonesia juga menyimpan keindahan yang eksotis.
Indonesia memiliki 7 taman nasional laut yang keindahannya sudah mendunia.
Berikut ulasan singkat 7 taman nasional laut di Indonesia yang bisa kamu kunjungi;
1. Taman Nasional Laut Wakatobi

Taman Nasional Wakatobi dijuluki sebagai surga nyata bawah laut di pusat segitiga karang dunia. Wakatobi menjadi Surga Wisata di Timur Indonesia, karena Wakatobi tak hanya memiliki keindahan wisata bawah laut, tapi juga wisata pantai, peninggalan bersejarah, hingga seni budaya.
Kabupaten Wakatobi yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara ini, terdiri dari empat pulau utama, yaitu Wangiwangi, Kalidupa, Tomia, dan Binongko. Nama Wakatobi merupakan akronim dari empat pulau utama itu.
Selain keempat pulau tersebut, terdapat beberapa pulau kecil lain yang berada di wilayah Wakatobi, antara lain Pulau Hoga, Kapota, Anano dan Rundumana.
Taman Nasional Wakatobi memiliki keanekaragaman hayati laut dan terumbu karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia.
Keindahan dan kekayaan kawasan Taman Nasional Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara, terutama setelah Ekspedisi Wallacea dari Inggris pada tahun 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral.
Di Taman Nasional Wakatobi terdapat 750 dari total 850 spesies koral yang ada di dunia. Konfigurasi kedalamannya bervariasi mulai dari datar sampai melandai ke laut dan di beberapa daerah perairan terdapat yang bertebing curam. Bagian terdalam perairannya mencapai 1.044 meter.
2. Taman Nasional Laut Bunaken

Taman Nasional laut Bunaken merupakan situs warisan dunia pada yang ditetapkan UNESCO pada 2005 silam. Taman Nasional Bunaken merupakan salah satu surga kehidupan bawah laut.
Bagi pencinta diving dan snorkeling, Taman Nasional Bunaken di Manado, Sulawesi Utara ini adalah destinasi paling ideal untuk dikunjungi. Lokasi ini sudah lama dikenal sebagai salah satu tempat terbaik untuk scuba diving.
Keindahan bawah laut Taman Nasional Bunaken memang tak terbantahkan. Kawasan ini mempunyai biodiversitas laut tertinggi di dunia dan memiliki puluhan titik dengan kedalaman bervariasi.
Di kawasan ini terdapat 13 jenis dinding karang raksasa yang menjulang vertikal dan melengkung. Pemandangannya sangat memesona, terlebih dengan keunikan terowongan-terowongan mungil di bawah laut.
Penyelam akan dimanjakan dengan pemandangan ribuan spesies dari sekitar 58 genus ikan. Jika beruntung, Anda dapat melihat penghuni Bunaken paling tenar, yaitu penyu sisik Hawksbill.
Taman Nasional Bunaken juga bisa dijadikan tempat jika ingin sekadar snorkeling. Terdapat ribuan spesies ikan dan ratusan spesies terumbu karang yang bisa memanjakan mata.
3.

Taman Nasional Togean merupakan taman nasional yang terletak di kepulauan togean yang berada di kawasan Teluk Tomini, Sulawesi Tengah.
Taman nasional ini terdiri dari daratan dan lautan. Masyarakat yang tinggal di kepulauan Togean berasal dari berbagai etnik, salah satunya merupakan etnik asli kepulauan Togean yaitu suku bajau. Memiliki iklim laut tropis yang memiliki suhu berkisar antara 26° C sampai dengan 34° C, membuat taman nasional ini memiliki sinar matahari yang terik.
Taman nasional ini terkenal akan keindahan bawah lautnya yang kaya ekosistem laut seperti terumbu karang dan ekosistem biota laut yang jarang ditemui di tempat lain. Taman nasional ini juga memiliki pemandangan yang indah baik daratan maupun lautan yang membuat para wisatawan tertarik untuk mengunjungi taman nasional ini.
Beberapa aktivitas wisata seperti menyelam, snorkelling di kawasan pulau yang memiliki pemandangan ekosistem laut yang menakjubkan, berinteraksi dengan penduduk setempat hingga menyusuri hutan sampai kawasan Gunung Colo yang merupakan gunung berapi yang berada di salah satu pulau di kawasan Taman Nasional Togean yaitu berada di Pulau Una-una.
Taman nasional ini memiliki keunikan khas karena terletak pada gugusan dari banyak pulau yang berada di Teluk Tomini. Pulau di kawasan taman nasional ini berjumlah sekitar 90 pulau baik besar maupun kecil. Beberapa pulau besar di taman nasional ini yaitu Pulau Batudaka, Pulau Togean, Pulau Una-una, Pulau Waleabahi, dll. Setiap kepulauan memiliki keunikan dan keindahan masing-masing yang memiliki daya tarik untuk wajib dikunjungi oleh wisatawan.
Pulau-pulau yang berada di Taman nasional ini terbentuk secara geologis melalui proses pulau-pulau karang yang mengalami pengangkatan sedikit demi sedikit selama puluhan tahun dikarenakan posisinya yang berada di punggung laut.
Peristiwa tektonik juga ikut serta dalam pembentukan sistem pengendapan di kawasan Teluk Tomini. Seringnya terjadi gempa juga diduga sebagai penyebab munculnya pulau-pulau berbukit yang curam dengan kecuraman 90° karena longsornya tanah perbukitan.
Taman nasional ini bukan hanya memiliki daratan, lautan, pantai dan hutan saja namun juga memiliki gunung api yang masih aktif yang menjadi kawasan ini merupakan paket lengkap bagi para wisatawan. Gunung berapi yang berada di Pulau Una-una ini terkenal dengan nama Gunung Colo.
Gunung ini memiliki ketinggian 500 meter di atas permukaan laut, Gunung ini pernah meletus pada tahun 1983. Akibat letusannya membuat pantai di sekitar Pulau Una-una memiliki pasir yang berwarna hitam karena tercampur oleh lava vulkanik letusan Gunung Colo. Aktivitas vulkanik ini juga berdampak bagi pulau-pulau disekitarnya sehingga memiliki tanah yang subur yang membuat tanaman dapat tumbuh dengan rimbun.
Kepulauan Togean juga merupakan kawasan perairan yang penting bagi ekosistem dari coral triangle. Sebutan coral triangle merupakan sebuah istilah di kawasan Indo Pasifik yang memiliki pola berbentuk segitiga dengan sumber daya laut yang beraneka ragam tertinggi di dunia karena ditemukannya ekosistem ratusan jenis karang di area perairannya.
Kawasan ini mencangkup wilayah perairan Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Jepang, dan Australia. Taman Nasional Togean memiliki 518 jenis karang dengan ekosistem fauna yang dipengaruhi oleh perairan Samudera Pasifik. Terumbu karang di kawasan ini memiliki 4 tipe terumbu karang yaitu terumbu karang tepi, terumbu karang penghalang, terumbu karang tompok, dan terumbu karang cincin (atoll).
4. Taman Nasional Laut Taka Bonerate

Taman Nasional Laut Taka Bonerate merupakan kawasan kepulauan karang yang berbentuk atol atau cincin. Semula kawasan ini dikenal dengan nama Kepulauan Macan.
Dikawasan ini terdapat banyak Taka (bahasa: selayar) atau pasi(bahasa: bajo) diantaranya Taka Gantarang, Taka Lamungan, Taka Selat Latondu, Taka Rajuni, Taka Rajuni Timur, Taka Tumbor, Taka Tumbor Kecil, Taka Lasalimu, Taka Silebu, Taka Sirobe, Taka Takere, Taka Tobajo, Taka Subu, Taka Mattongkoang, Taka Teros, Taka Sepe, Taka Bubbe, Taka Lantigiang, Taka Kayubulan Barat, Taka Kayubulan Timur, Taka Gama, Taka Salo, Taka Miriam Barat, Taka Miriam Timur, Taka Balalong, Taka Taburi, Taka Totoke, Taka Bongko, Taka Kumai, dan Taka Balanda serta beberapa bungin diantaranya Bungin Tinanja, Bungin Lalo, Bungin Siberaga, Bungin Belle dan Bungin Kamase.
Masyarakat tidak mengenal kawasan tersebut dengan nama Taka Bonerate. Tetapi menurut masyarakat setempat bahwa dahulu wilayah tersebut masuk ke dalam distrik Bonerate.
Sebelum menjadi Taman Nasional tahun 1992, kawasan Taka Bonerate berada dalam dua wilayah administratif kecamatan, yaitu bagian utara adalah Kepulauan Macan yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Pasimasunggu dan bagian selatan adalah Kepulauan Pasitallu yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Pasimarannu.
Nama Taka Bonerate diberikan kepada kawasan karena terdiri dari banyak taka dengan nama masing-masing tersebut untuk dijadikan satu kawasan Taman Nasional dengan satu nama dan nama tersebut diambil dari nama ibukota kecamatan Pasimarannu yaitu Bonerate.
Setelah Taka Bonerate resmi menjadi taman nasional, kawasan tersebut disatukan kedalam satu kecamatan yaitu Kecamatan Pasitallu ditambah dengan Pulau Kayuadi dan selanjutnya Nama Kecamatan Pasitallu diubah menjadi Kecamatan Taka Bonerate dengan Pulau Kayuadi sebagai ibukota kecamatan.
Status Kawasan Taka Bonerate berawal dari ditunjuknya sebagai cagar alam laut pada tahun 1989 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 100/Kpts-II/1989.
Wilayah tersebut ditunjuk sebagai Cagar Alam Laut karena hamparan karang berbentuk cincin (atol) dan merupakan habitat berbagai jenis biota laut seperti kima raksasa Tridacna Gigas dan triton terompet Charonia tritonis, daerah itu juga merupakan tempat peneluran penyu hijau Chelonia mydas dan penyu sisik Eretmochelys imbricata, sehingga perlu dipertahankan dan dibina kelestariannya untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, rekreasi dan pariwisata.
Kemudian dikenal dengan kawasan “Atol Ke Tiga Terbesar Di Dunia” setelah Atol Kwajifein di Kepulauan Marshall yang terletak di antara Hawaii dan Australia kemudian Atol Suvadiva di Maladewa.
Cagar alam laut berubah lagi sebagai Taman Nasional dikarenakan kekhasannya. Pada tahun 2015 diakui menjadi cagar biosfer kesepuluh dari Indonesia yang menjadi anggota MAB UNESCO dengan nama “Taka Bonerate-Kepulauan Selayar” dengan cakupan wilayah satu kabupaten Kepulauan Selayar dan dengan demikian diakui sebagai anggota “Man and Biosphere Programme” (MAB) UNESCO.Pengakuan tersebut disahkan dalam sidang ke-27 International Co-ordinating Council (ICC) MAB di Kantor Pusat UNESCO Paris.
5. Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih

Kawasan laut Teluk Cenderawasih memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tersebar baik di darat, di pulau-pulau maupun di perairan laut sekitarnya. Kawasan ini memiliki fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan.
Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih (TNTC), dengan luas 1.453.500 Ha, merupakan Taman Nasional Laut terluas di Indonesia.
Kawasan TNTC membentang dari rangkaian Kepulauan Auri dari arah timur Tanjung Kwatisore di sebelah selatan sampai ke utara di atas Pulau Rumberpon.

Tercakup di dalamnya 500 Km garis pantai Pulau Induk Papua dengan terumbu karangnya dan daerah pesisir pantai dan terumbu karang dari ke 18 pulau yang berada di dalam zona inti, zona pelindung dan zona pemanfaatan terbatas. Ke 18 pulau itu adalah: Pulau Nuburi, Pepaya, Nutabari, Kumbur, Anggromeos, Kabuoi, Rorado, Kuwom, Matas, Rouw, Iwaru, Rumarakon, Nusambier, Maransabadi, Nukup, Paison, Numerai, dan Wairundi.
6. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu

Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu tersusun oleh ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan perairan laut dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan dengan 78 pulau sangat kecil, 86 gosong pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang pulau.
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu mempunyai sumber daya alam yang khas yaitu keindahan alam laut dengan ekosistem karang yang unik seperti terumbu karang, ikan hias dan ikan konsumsi, echinodermata, crustacea, molusca, penyu sisik (Eretmochelys imbricata/langka), tumbuhan laut dan darat, mangrove, padang lamun, dan lain-lain.
7. Taman Nasional Laut Karimun Jawa

Taman Nasional Karimunjawa, meski terpisah dari daratan Jawa, Taman Nasional ini merupakan salah satu taman nasional yang masuk ke dalam wilayah administratif Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sebagian besar kawasan konservasi ini terdiri atas perairan dan sebagian kecil daratan yang terdiri atas gugusan pulau-pulau.
Sesuai dengan kondisi alamnya, jenis keanekaragaan yang dapat dijumpai di taman nasional ini juga kebanyakan dapat ditemukan di wilayah perairan. Hal ini juga menyebabkan jumlah flora dan fauna yang hidup di daratan juga tidak terlalu banyak. Namun dapat dikatan jenis flora di kawasan ini sebagian adalah spesies langka yang sudah hampir punah.
Sebagai kawasan kepulauan, kegiatan dan destinasi wisata yang bisa dikunjungi di taman nasional ini juga sangat beragam. Mulai dari wisata di wilayah daratan yang mencakup pantai dan wisata religi, hingga wisata di daerah perairan. (ATN)
Discussion about this post