ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempercepat hilirisasi nikel. Pasalnya, dukungan pendanaan dari perbankan dan lembaga keuangan internasional maupun dalam negeri sangat minim.
Menurut Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin, tiga bank internasional termasuk lembaga keuangan telah menyatakan komitmen untuk tidak lagi memberikan pendanaan terhadap proyek pertambangan, termasuk untuk proyek hilirisasi dalam pembangunan smelter nikel.
“Ketiga bank tersebut diantaranya Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), World Bank, termasuk International Finance Corporation (IFC),” kata Ridwan Djamaluddin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (10/11/2021).
Selain Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI, RDP tersebut juga dihadiri oleh Dirjen ILMATE Kemenperin RI, Dirut PT Antam Tbk, Dirut PT Vale Indonesia Tbk, Dirut PT Virtue Dragon, Dirut PT Tsinghan Steel Indonesia, dan Dirut PT Bintang Delapan Mineral.
Dengan kondisi ini, pihaknya berharap agar perbankan dan lembaga keuangan nasional siap memberikan bantuan pendanaan untuk proyek-proyek smelter dengan kapasitas nasional, seperti smelter nikel Indonesia.
“Kami harap perbankan dan lembaga keuangan nasional bisa berperan membantu pendanaan dengan kapasitas nasional, antara lain smelter nikel Indonesia,” jelasnya.
Berdasarkan data ESDM, saat ini terdapat 12 proyek smelter yang mengalami kendala dalam pendanaan. Dari 12 smelter tersebut, 8 di antaranya smelter nikel.
Ridwan mengestimasi, dana yang dibutuhkan untuk mendanai pembangunan smelter berkisar pada USD4,5 miliar atau sekitar Rp63,9 triliun.
Berikut 12 proyek smelter yang mengalami kendala pendanaan;
1. Gulf Mangan Grup (Mangan)
2. Bintang Smelter Indonesia (Nikel)
3. Macika Mineral Industri (Nikel)
4. Ang Fang Brothers (Nikel)
5. Teka Mining Resources (Nikel)
6. Mahkota Konaweeha (Nikel)
7. Arta Bumi Sentra Industri (Nikel)
8. Sinar Deli Bantaeng (Nikel)
9. Dinamika Sejahtera Mandiri (Bauksit)
10. Laman Mining (Bauksit)
11. Kalbar Bumi Perkasa (Bauksit)
12. Smelter Nikel Indonesia (Nikel). (ATN)
Discussion about this post