ASIATODAY.JD, JAKARTA – Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) siap mengucurkan USD20 miliar atau setara Rp296,7 triliun untuk mendukung pemulihan ekonomi bagi negara berkembang di Asia Pasifik yang terdampak Covid-19.
President ADB Masatsugu Asakawa mengatakan, pihaknya terus berkomitmen untuk bermitra dengan negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik untuk mencapai tujuan pemulihan kawasan dari pandemi Covid-19.
Karena itu, ADB akan terus menjaga kepercayaan para negara anggota sebagai mitra setia selama masa-masa sulit, antara lain dengan memberikan dukungan pembiayaan untuk mengatasi dampak Covid-19 dan pemulihan perekonomian.
“ADB terus berkomitmen untuk mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta tetap berupaya untuk memberantas kemiskinan ekstrem,” kata Masatsugu Asakawa melalui siaran pers, di Jakarta, Minggu (20/9/2020).
Dalam Sidang Tahunan ADB ke-53 yang diselenggarakan secara virtual pada tanggal 16-18 September 2020, Masatsugu Asakawa menyebut, pihaknya mendukung negara-negara anggotanya dalam enam bidang utama, yaitu;
Pertama, mendorong kerja sama dan integrasi regional untuk membantu para anggota memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh institusi global.
Kedua, memperkuat investasi di bidang kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial, serta membangun sumber daya manusia yang dibutuhkan perekonomian dalam jangka panjang.
Ketiga, mempercepat upaya untuk mengatasi perubahan iklim.
Keempat, berinvestasi pada teknologi informasi dan data untuk kesehatan, pendidikan, pembiayaan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah, dan kerja jarak jauh, sekaligus mengatasi kesenjangan digital dan keamanan dunia maya.
Kelima, membantu anggotanya memperkuat mobilisasi sumber daya domestik melalui kerja sama perpajakan internasional.
Keenam, mendukung pengembangan vaksin yang aman dan efektif, dan untuk merumuskan strategi penyampaian yang adil.
“Untuk mewujudkannya, ADB akan terus memperkuat kerja sama dengan WHO, Bank Dunia, GAVI, Aliansi Vaksin, ahli vaksin, dan perusahaan farmasi,” jelasnya.
Pada bidang kesehatan, negara-negara anggota ADB menekankan pentingnya Universal Health Coverage (UHC) dan perlunya kolaborasi yang lebih kuat untuk memobilisasi pembiayaan perawatan kesehatan.
Menurut Masatsugu, dalam strategi 2030, ADB telah berkomitmen untuk mendukung upaya anggotanya yang sedang berkembang untuk mengejar dan mencapai UHC.
Sementara untuk bidang perpajakan, ADB membangun regional hub untuk mempromosikan berbagi pengetahuan dan memperkuat kerja sama dalam bidang kebijakan perpajakan dan administrasi perpajakan lintas ekonomi di Asia Pasifik dan mitra pembangunan.
“Regional Hub akan fokus pada Domestic Resource Mobilization dan International Tax Cooperation melalui kolaborasi erat antara otoritas keuangan dan pajak di negara berkembang, dan organisasi internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), OECD, dan Bank Dunia. Regional Hub akan memfasilitasi pertukaran informasi, berbagi pengetahuan, dan dialog kebijakan,” tandasnya. (AT Network)
Discussion about this post