ASIATODAY.ID, JAKARTA – Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia sepakat membangun aliansi baru bernama AUKUS. Aliansi ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan militer ketiga negara dalam menutup ruang gerak China di Indo Pasifik.
Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison, dan PM Inggris Boris Johnson tidak menyebut China saat pengumuman aliansi tersebut, yetapi niat mereka jelas sementara pengumuman itu memicu kemarahan di dalam negeri.
Pemerintah China mengutuk kesepakatan itu sebagai ancaman yang sangat tidak bertanggung jawab terhadap stabilitas di kawasan Indo Pasifik.
Perjanjian itu juga membuat marah pemerintah Malaysia, karena Australia membatalkan kesepakatan bernilai multi-miliar dolar 2016 untuk membeli kapal selam konvensional dari Perancis.
“Inisiatif ini adalah tentang memastikan bahwa kita masing-masing memiliki kemampuan yang paling modern, yang kita butuhkan untuk bermanuver dan bertahan melawan ancaman yang berkembang pesat,” kata Biden saat berbicara di Washington, Kamis (16/9/2021) lalu.
Morrison mengatakan, ketiga negara menghormati kebebasan dan aturan hukum. Aliansi itu juga akan membantu menjamin keamanan di wilayah tersebut.
Sekutu Barat kerap mengacu pada aturan hukum dan kebebasan ketika mengkritik penambahan militer China di perairan Laut China Selatan (LCS).
Perdamaian dan Keamanan
Inisiatif besar pertama yang diumumkan di bawah aliansi baru adalah armada delapan kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia.
Kapal selam tersebut, kata Biden dan para pemimpin lainnya, tidak akan bersenjata nuklir dan hanya bertenaga reaktor nuklir.
Tetapi mereka akan mengizinkan militer Australia untuk melakukan perjalanan dan menyerang sasaran, jauh dari pantainya.
“Kapal selam lebih tenang, lebih cepat, dan memiliki daya tahan lebih lama, yang akan memungkinkan Australia untuk menyebarkan kapal selamnya kelak ke lokasi Indo-Pasifik untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata Ashley Townshend dari Pusat Studi Amerika Serikat di University of Sydney, kepada AFP.
Selain armada kapal selam, seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan program AUKUS akan menggabungkan kekuatan siber dan kecerdasan buatan (artificial Intelligence/ AI), khususnya AI yang diterapkan. Teknologi kuantum tersebut akan digabungkan dengan beberapa kemampuan bawah laut lainnya.
Morrison kemudian mengumumkan pemerintah Australia juga akan memperoleh rudal jelajah Tomahawk jarak jauh dari AS.
Seorang pejabat administrasi Biden berulang kali menggarisbawahi betapa unik keputusan itu, karena sebelumnya hanya Inggris yang pernah membantu membangun armada nuklir.
“Teknologi ini sangat sensitif. Kami melihat ini sebagai satu kali saja,” kata pejabat itu.
PM Inggris Boris Johnson pada Kamis (16/9) mengatakan akuisisi kapal selam bertenaga nuklir Australia akan membantu menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan.
Kepastian dan Pencegahan
Setelah China membangun angkatan lautnya sendiri dan berulang kali menguji dominasi militer AS selama beberapa dekade di seluruh Asia, pembangunan AUKUS yang fokus pada kapal selam, dimaksudkan untuk mengirim pesan jaminan dan tekad untuk mempertahankan sikap pencegahan yang kuat, kata pejabat AS itu.
Bahkan jika tidak membawa senjata nuklir, kapal selam baru akan memungkinkan Australia untuk bermain di tingkat yang jauh lebih tinggi, kata pejabat itu.
“Ini adalah keputusan fundamental, fundamental. Ini mengikat Australia dan AS dan Inggris Raya untuk beberapa generasi,” lanjutnya. (AFP/ATN)
Discussion about this post