• About Us
  • Editorial Team
  • Cyber ​​Media Guidelines
  • Karir
  • Kontak
  • id
    • ar
    • zh-CN
    • en
    • fr
    • de
    • id
    • ko
    • no
    • ru
Saturday, December 2, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result
Home News

Angkut 128 Ribu Ton Bauksit, Kapal Inggris MV Indian Partnership Lego Jangkar di Raja Ampat

by Redaksi Asiatoday
May 18, 2023
in News
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Angkut 128 Ribu Ton Bauksit, Kapal Inggris MV Indian Partnership Lego Jangkar di Raja Ampat

Kapal kargo (bulk carrier) berbendera United Kingdom/Inggris Raya, MV Indian Partnership saat berlabuh dengan menggunakan jangkar di laut (lego jangkar) di sekitar perairan Misool Timur, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya. Foto KKP

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kapal MV Indian Partnership, kapal kargo (bulk carrier) berbendera United Kingdom/Inggris Raya yang tengah melakukan pelayaran internasional dari Skarten River Australia pada tanggal 19/04/2023 menuju Qingdao, China mengalami masalah saat melintasi perairan Indonesia.

Kapal kargo yang membawa muatan berupa bauksit sebanyak 128.087 ton tersebut terpaksa melakukan lego jangkar di Laut Raja Ampat.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia memastikan bahwa aktivitas MV Indian Partnership yang berlabuh dengan menggunakan jangkar di laut (lego jangkar) di sekitar perairan Misool Timur, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya beberapa waktu lalu aman dan tidak berdampak pada ekosistem pesisir dan laut sekitar.

RelatedPosts

13 UN Agencies Fully Support the Indonesian Archipelago Capital (IKN) Project

Workers in Indonesia National Strike, 100 Industries Paralyzed

Indonesia, Saudi, Brunei and IALA Agree to Cooperate in the Field of Shipping and Port Connectivity

“Hasil pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) yang telah dilakukan oleh tim gabungan yang dikoordinasikan oleh Dinas P2KP Provinsi Papua Barat Daya telah disampaikan untuk menjawab kekhawatiran yang beredar di masyarakat mengenai kemungkinan terjadinya dampak terhadap ekosistem pesisir dan laut serta dampak lingkungan lainnya akibat aktivitas darurat lego jangkar yang dilakukan oleh kapal MV Indian Partnership sekitar akhir bulan lalu,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (18/5/2023).

Melanjutkan penjelasan Victor, Kepala LPSPL Sorong, Santoso Budi Widiarto juga menjelaskan berdasarkan penandaan GPS yang dilakukan oleh tim gabungan terhadap lokasi kejadian diketahui bahwa aktivitas lego jangkar yang dilakukan oleh kapal MV Indian Partnership berada pada titik koordinat 130° 32′ 19,428″ BT dan 1° 50′ 34,796″ LS.

“Lokasi ini menurut dokumen perencanaan ruang laut masuk ke dalam Zona Lain Area IV Kepulauan Misool, Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat Provinsi Papua Barat Daya yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP) No. 13 Tahun 2021 untuk mendukung target perluasan kawasan konservasi perairan yang dicanangkan oleh pemerintah,” jelas Santoso.

Lebih lanjut Santoso menerangkan tim gabungan bersama dengan KRI Bawal 875 juga memberikan pemahaman penyebab kondisi darurat lego jangkar MV Indian Partnership serta regulasi nasional dan internasional kepada masyarakat adat yang memiliki pertuanan di sekitar lokasi kejadian di Perairan Misool Timur.

Diharapkan, informasi yang diterima dengan baik oleh Kepala Adat dapat disampaikan pula kepada anggota masyarakat lainnya sehingga tidak terjadi kesalahpahaman serta dapat tercipta situasi yang kondusif dan aman.

Sebelumnya, diperoleh informasi dari masyarakat tentang ditemukannya aktivitas darurat lego jangkar kapal MV Indian Partnership di sekitar Perairan Misool Timur, Kabupaten Raja Ampat. Meski belum diketahui sejak kapan kapal melakukan lego jangkar di lokasi tersebut namun berdasarkan keterangan yang diperoleh, kapal pertama kali terlihat oleh masyarakat pada akhir April lalu. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan kepada Polairud Kabupaten Raja Ampat.

Sementara Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (P2KP) Provinsi Papua Barat Daya Absalom Solossa juga menyampaikan hasil pemantauan tim gabungan kapal MV Indian Partnership berada dalam kondisi terapung dan lego jangkar pada perairan dengan kedalaman kurang lebih 32 meter pada kondisi surut dengan menyisakan jarak kosong antara lunas kapal dan dasar perairan sejauh ±7 meter.

“Dapat dipastikan bahwa profil dasar perairan yang terdapat di sekitar lokasi kejadian adalah berupa hamparan pasir (sand) sehingga tidak ditemukan adanya kerusakan pada terumbu karang sebagaimana yang dikhawatirkan masyarakat umum,” ujar Absalom.

Pengamatan bawah air yang dilakukan menemukan pula adanya sobekan memanjang dan lengkungan pada bagian depan lambung kanan kapal. Menurutnya, hasil observasi tim di sekitar lokasi kejadian tidak menemukan indikasi pencemaran yang disebabkan oleh benda padat maupun benda cair.

Hasil uji laboratorium terhadap sampel air yang diambil dari lokasi kejadian juga menunjukkan hasil yang senada yakni tidak adanya indikasi pencemaran terhadap air laut/perairan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono terus memprioritaskan keberlanjutan ekologi laut seiring dengan pemanfaatan laut secara optimal baik dari aspek ekonomi maupun sosial budaya. Karenanya aktivitas lego jangkar kapal MV Indian Partnership di Perairan Kabupaten Raja Ampat tetap harus memperhatikan kondisi ekosistem laut di perairan sekitar sehingga tidak mengganggu ekologi laut di perairan Raja Ampat. (ATN)

Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tags: MV Indian PartnershipRaja Ampat
Previous Post

Parlemen Indonesia dan Suriah Sepakat Pulihkan Hubungan Bilateral

Next Post

Planet Bumi Hadapi Pemanasan Mematikan 5 Tahun Mendatang

Next Post
Suhu Panas Bumi Hingga 50 Derajat Celsius Makin Sering Terjadi

Planet Bumi Hadapi Pemanasan Mematikan 5 Tahun Mendatang

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • COP28: 3 Countries Owning the Largest Tropical Forests in the World Collaborate on Climate Action
  • OIC Foreign Ministers’ Declaration: Stop the Gaza Crisis Now
  • Norwegian PM Announces $100 Million in Additional Funds to Reduce Deforestation in Indonesia
  • Indonesia Needs an Investment of $1 Trillion to Achieve NZE by 2060
  • COP28 Presidency Puts Food Systems Transformation on Global Climate Agenda
  • About Us
  • Editorial Team
  • Cyber ​​Media Guidelines
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist