ASIATODAY.ID, RIYADH – Arab Saudi mengumumkan akan menyumbangkan 1 juta dosis vaksin Covid-19, peralatan dan pasokan medis ke Malaysia.
Arabnews, pada Minggu (25/7/2021) melaporkan, Raja Arab Saudi mengarahkan Pusat Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSRelief) untuk memberikan bantuan setelah Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein meminta bantuan untuk memerangi Covid-19 saat panggilan telepon dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
General Supervisor KSRelief, Abdullah bin Abdulaziz Al-Rabeeah mengatakan, bantuan tersebut merupakan penegasan peran kemanusiaan yang dimainkan Kerajaan Saudi terhadap negara-negara yang paling terkena dampak pandemi virus corona dan kedalaman hubungan yang kuat antara Arab Saudi dan Malaysia.
Al-Rabeeah mengatakan KSRelief akan berkoordinasi dengan kantor Hussein untuk mempercepat kontrak dengan perusahaan internasional yang disetujui untuk memasok jumlah vaksin Covid-19 yang dibutuhkan langsung dari pabriknya ke Malaysia.
Hussein berterima kasih kepada Raja Salman dalam satu pesan Facebook.
“Ini adalah kehormatan besar dan benar-benar melambangkan ketulusan Pemerintah Arab Saudi dalam menjalin persahabatan dengan Malaysia,” tulisnya.
Tidak Perpanjang Keadaan Darurat Nasional Covid-19
Malaysia tidak akan memperpanjang keadaan darurat nasional Covid-19. Jika sesuai jadwal, keadaan darurat nasional yang ditetapkan sejak awal 2021 akan berakhir pada 1 Agustus mendatang.
Menteri Hukum Malaysia, Takiyuddin Hassan menuturkan, pemerintah tidak akan meminta raja untuk memperpanjang keadaan darurat. Pernyataan disampaikan Takiyuddin di hadapan parlemen Malaysia yang tengah mengadakan sesi khusus pada Senin ini (26/7/2021).
Malaysia telah berada di bawah keadaan darurat sejak Januari lalu. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin berpendapat penetapan keadaan darurat diperlukan untuk meredam penyebaran Covid-19.
Namun, para kritikus dan oposisi mengecam langkah itu. Mereka menuding PM Muhyiddin menetapkan keadaan darurat hanya untuk mempertahankan kekuasaan.
Deklarasi keadaan darurat memberikan PM Muhyiddin kewenangan untuk menangguhkan parlemen (reses). Di bawah keadaan darurat, ia dapat menerapkan kebijakan penanganan pandemi tanpa perlu mendapat persetujuan legislatif.
Malaysia kembali dihantam gelombang baru Covid-19 akibat kemunculan varian Delta yang lebih menular. Sejak 1 Juni lalu, PM Muhyiddin sudah menerapkan aturan pembatasan Covid-19 lebih ketat di tengah masyarakat.
Terlepas dari keadaan darurat dan pembatasan ketat, pandemi Covid-19 di Malaysia kian memburuk. Kasus harian Covid-19 di Negeri Jiran terus meningkat hingga melebihi catatan tertinggi sebelumnya.
Total kasus Covid-19 di Malaysia kini telah menembus satu juta, di tengah upaya pemerintah untuk terus mendorong laju vaksinasi. (ATN)
Discussion about this post