• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • Arabic
  • Chinese (Simplified)
  • English
  • French
  • German
  • Indonesian
  • Korean
  • Norwegian
  • Russian
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

AS Bertekad Hentikan Dominasi Ekonomi China Secara Global

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
March 6, 2021
in News
2 min read
0
AS Resmi Kembali ke Perjanjian Paris, Atasi Perubahan Iklim Global

Parade bendera Amerika Serikat (AS) saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Joe Biden dan Kamala Harris di depan Capitol. Foto: potus

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Konfrontasi antara Amerika Serikat (AS) dan China nampaknya masih akan terus menajam.

Pasalnya, AS bertekad untuk menghentikan dominasi ekonomi China di pentas global.

Tim Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menggunakan semua alat yang tersedia untuk melawan praktik perdagangan yang tidak adil oleh China.

RelatedPosts

China Umumkan Latihan Militer Terbaru dengan Amunisi Sungguhan

Indonesia Potensi Merugi Rp2,5 Triliun Akibat Tambang Timah Ilegal

Agresi Israel di Gaza, Puluhan Orang Tewas Termasuk Anak-anak

BENCANA IKLIM: 549 Orang Tewas di Pakistan Akibat Banjir

Situasi Indo Pasifik Memburuk, China Tutup Ruang Dialog dengan AS

Sejauh ini hubungan kedua negara belum terlalu harmonis, terlebih Pemerintahan Biden belum juga menghapus tarif tinggi untuk Beijing.

Dokumen yang dirilis tidak mengumumkan alat yang akan digunakan Pemerintah AS. Tetapi dokumen itu meresmikan pernyataan yang dibuat oleh Biden dan anggota timnya dalam beberapa bulan terakhir tentang bagaimana mereka akan menangani China dan prioritas permasalahan perdagangan lainnya.

“Mengatasi tantangan China akan membutuhkan strategi yang komprehensif dan pendekatan yang lebih sistematis daripada pendekatan sedikit demi sedikit di masa lalu,” kata dokumen tersebut, dilansir dari CNBC International, Sabtu (6/3/2021).

“Administrasi Biden sedang melakukan tinjauan komprehensif terhadap kebijakan perdagangan AS terhadap China sebagai bagian dari pengembangan strategi China secara keseluruhan,” tambah dokumen tersebut.

Laporan tersebut menguraikan beberapa tindakan merugikan dari China, seperti hambatan untuk membatasi akses pasar, program kerja paksa yang disetujui pemerintah, subsidi yang tidak adil, transfer teknologi yang memaksa, akuisisi ilegal, dan pelanggaran kekayaan intelektual Amerika.

“Kemudian penyensoran dan pembatasan lain di internet dan ekonomi digital, dan kegagalan untuk memberikan perlakuan kepada perusahaan Amerika di berbagai sektor yang sebanding dengan perlakuan yang diterima perusahaan China di sektor tersebut di Amerika Serikat,” kata laporan itu.

Dokumen itu menambahkan Pemerintahan Biden akan bekerja sama dengan mitra dan sekutu untuk memastikan bahwa China memenuhi kewajiban perdagangannya. Pemerintah juga akan menjadikannya prioritas utama untuk menangani program kerja paksa China yang menargetkan Muslim Uighur dan kelompok minoritas lainnya.

Rilis laporan itu datang ketika Katherine Tai, calon Biden untuk Perwakilan Dagang AS, menunggu persetujuan dari Senat. Tai mengaku akan bekerja untuk mengatasi berbagai masalah mengenai perdagangan dan praktik ekonomi China termasuk perlindungan kekayaan intelektual, pembatasan akses pasar, dan sensor.

Dia siap menjajaki berbagai pilihan untuk mengatasi masalah tersebut, termasuk melalui pembicaraan bilateral tetapi tidak akan ragu untuk bertindak jika pembicaraan itu terbukti tidak efektif. (ATN)

Tags: Perang Dagang Amerika-China
Previous Post

Musisi Thailand, Indonesia dan Jepang Kolaborasi Suarakan Perlawanan Atas Stereotip Asia

Next Post

Indonesia Dikecam Malaysia dan Singapura Akibat Asap Karhutla

Related Posts

Jepang: Invasi Militer ke Taiwan dan Rivalitas AS-China Ancam Stabilitas Asia Timur
Business

AS akan Hapus Ratusan Produk China dari Daftar Pengenaan Tarif

March 27, 2022
Joe Biden Serukan Serangan Terhadap Warga Asia-Amerika Dihentikan
News

AS Tutup Ruang Investasi di Perusahaan Afiliasi Militer China

November 10, 2021
Jepang: Invasi Militer ke Taiwan dan Rivalitas AS-China Ancam Stabilitas Asia Timur
News

UEA Mulai Mewaspadai Dampak Konfrontasi AS-China

October 4, 2021
Di Forum DK PBB, AS dan China Terlibat Konfrontasi Soal Laut China Selatan
Business

AS Klaim China Wanprestasi US$200 Miliar atas Kesepakatan Dagang

October 2, 2021
KTT G-7, Biden akan Bahas Pandemi, Ekonomi dan Persaingan dengan China
News

Pengusaha AS Dilarang Investasi di Perusahaan Pertahanan China

June 4, 2021
Huawei Terpuruk di Pasar India
Business

Sanksi AS Runtuhkan Bisnis Ponsel Huawei

April 28, 2021
Next Post
INFID Desak Pemerintah Indonesia Berperan Aktif Mengatasi Pemanasan Global

Indonesia Dikecam Malaysia dan Singapura Akibat Asap Karhutla

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • China Umumkan Latihan Militer Terbaru dengan Amunisi Sungguhan
  • Indonesia Potensi Merugi Rp2,5 Triliun Akibat Tambang Timah Ilegal
  • Hungaria dan Indonesia Jajaki Kerja Sama Teknologi dan Talenta Digital
  • 10 Perusahaan Korea Selatan Komitmen Investasi Rp100,69 Triliun di Indonesia
  • Agresi Israel di Gaza, Puluhan Orang Tewas Termasuk Anak-anak
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKoreanNorwegianRussian