ASIATODAY.ID, JAKARTA – Setelah sempat tertunda akibat pandemi Covid-19, Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) kembali menggelar latihan tempur, Selasa (18/8/2020).
Latihan itu digelar disaat ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara tengah menajam setelah Korea Utara menghancurkan kantor penghubung antar-Korea di perbatasan pada Juni dan mengancam tindakan militer.
Kepala Staf Gabungan AS mengatakan latihan itu akan berlangsung hingga 28 Agustus dan fokus pada pemeliharaan postur pertahanan gabungan antara kedua negara.
Keputusan untuk melanjutkan latihan ini diungkap setelah mempertimbangkan sejumlah faktor.
“Keadaan terkait, seperti situasi Covid-19, secara komprehensif,” ujar kepala staf tersebut melansir AFP.
Seoul dan Washington semula berencana memulai latihan pada hari Minggu namun menunda karena lonjakan kasus baru corona di Korsel memicu kekhawatiran gelombang kedua yang lebih besar.
Korea Selatan melaporkan 246 infeksi baru pada hari Selasa, sehingga totalnya menjadi 15.761. Korsel selama lima hari berturut-turut melaporkan peningkatan kasus baru hingga tiga digit dalam beberapa pekan terakhir.
Korea Utara (Korut) sebelumnya mengaku geram dengan latihan militer bersama itu dan menilai akan terus memicu “permusuhan” dalam relasi Washington-Pyongyang. Korut merasa telah dikhianati karena AS tetap menerapkan kebijakan bermusuhan dengan menggelar latihan rutin bersama dengan Korsel.
Hubungan duo Korea itu membeku setelah gagalnya perundingan di Singapura dan Hanoi, Vietnam antara Kim Jong-un dan Presiden AS, Donald Trump. Dialog tersebut membahas negosiasi pelucutan senjata nuklir dan pelonggaran sanksi.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, awalnya menjadi perantara dalam dialog tersebut, namun Korea Utara balik menyalahkan Korsel karena tidak membujuk AS untuk melonggarkan sanksi. (ATN)
Discussion about this post