ASIATODAY.ID, JAKARTA – Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry akan memulai lawatannya ke China pada Rabu (14/4/2021) untuk membahas perubahan iklim global.
Kerry yang dipercaya Joe Biden sebagai utusan untuk perubahan iklim AS, juga akan mengunjungi Taiwan dan Seoul, Korea Selatan. Meski ketegangan AS dan China meningkat terutama dalam bidang perdagangan, namun hubungan kedua negara di bidang isu lingkungan tidak ada hambatan. Misi Kerry dilakukan sebagai persiapan penyelenggaraan KTT iklim virtual yang digagas Presiden Joe Biden dan bakal dihelat minggu depan.
Dalam KTT itu, AS telah mengundang Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dengan suhu global dan bencana alam yang meningkat, Biden telah menjadikan iklim sebagai prioritas utama pemerintahannya. Ia merevisi kebijakan pendahulunya Donald Trump, yang mundur dari Kesepakatan Paris dalam pengurangan gas rumah kaca.
Kerry yang telah melaksanakan misinya ke Eropa, India, Bangladesh dan Uni Emirat Arab, mencatat bahwa ia bekerja erat dengan China saat ia merundingkan kesepakatan iklim Paris 2015.
“Kami berharap China akan datang ke meja perundingan dan memimpin. Presiden Xi telah berbicara tentang kepemimpinan, tentang peran China dalam isu ini. Kami ingin bekerja sama dengan China dalam melakukan ini,” kata Kerry, dalam wawancara dengan India Today, dikutip AFP, Rabu (14/4/2021).
“Kami memang memiliki perbedaan dalam beberapa masalah. Tapi itu tidak berarti kita harus mengabaikan krisis di hadapan kita semua,” imbuhnya.
Tidak ada solusi global yang mungkin terjadi tanpa Amerika Serikat dan China, dua negara dengan tingkat perekonomian teratas yang bersama-sama menyumbang hampir setengah dari emisi gas rumah kaca dan bertanggung jawab atas perubahan iklim.
China sendiri menghasilkan hampir 30 persen emisi karbon, jauh lebih banyak daripada negara mana pun, setelah beberapa dekade mengalami industrialisasi yang pesat. Tetapi Xi telah berjanji bahwa bakal mengurangi emisi yang dihasilkan negaranya untuk membersihkan lingkungan. Biden juga berharap untuk melakukan upaya yang luas untuk mengubah ekonomi AS menuju energi hijau, penekanan utama dari paket infrastruktur senilai USD2 triliun yang diajukannya kepada kongres. (ATN)
Discussion about this post