ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan peralatan dan layanan senilai USD100 juta ke Taiwan untuk “mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan” sistem pertahanan rudal Patriot yang digunakan oleh pulau yang diklaim oleh Beijing itu.
Demikian penjelasan Pentagon pada Senin (7/2/2022). Keputusan ini diyakini bisa membuat China marah.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS mengatakan, mereka telah menyampaikan sertifikasi yang diperlukan yang memberi tahu Kongres setelah persetujuan Departemen Luar Negeri untuk penjualan, yang diminta oleh kedutaan de facto Taiwan di Washington.
Upgrade ke Sistem Pertahanan Udara Patriot akan “membantu meningkatkan keamanan penerima dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi dan kemajuan di kawasan”, kata DSCA dalam sebuah pernyataan.
“Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel,” kata badan tersebut.
“Kontraktor utama adalah Raytheon Technologies dan Lockheed Martin,” katanya.
Kementerian luar negeri (Kemenlu) Taiwan mengatakan “sangat menyambut” keputusan ini.
“Dalam menghadapi ekspansi militer China yang berkelanjutan dan tindakan provokatifnya, negara kami akan menjaga keamanan nasionalnya dengan pertahanan yang solid, dan terus memperdalam kemitraan keamanan yang erat antara Taiwan dan Amerika Serikat,” kata Kemenlu Taiwan dalam sebuah pernyataan.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan keputusan untuk mendapatkan rudal Patriot yang lebih baru dibuat selama pertemuan 2019 dengan pejabat AS di pemerintahan Presiden Donald Trump.
Kementerian mengatakan kesepakatan itu diharapkan “berlaku” dalam waktu satu bulan.
Pulau yang diperintah secara demokratis itu telah mengeluhkan misi berulang-ulang oleh angkatan udara China di zona pertahanan udaranya, bagian dari apa yang dilihat Washington sebagai upaya Beijing untuk menekan Taipei agar menerima kedaulatannya.
Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan, tetapi Washington adalah pendukung terbesarnya dan terikat oleh hukum untuk menyediakan sarana untuk membela diri.
Para pejabat AS telah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga dapat menjadi “tajam seperti landak”, sulit untuk diserang oleh China.
Perjanjian penjualan senjata semacam itu selalu membuat marah Beijing. (CNA)
Discussion about this post