ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) pada Kamis (10/2/2022) menyetujui penjualan senjata besar-besaran ke Indonesia senilai USD13,9 miliar atau Rp 199 trilliun.
Pemerintahan AS pimpinan Joe Biden akan menjual hingga 36 unit jet tempur F-15, mesin dan peralatan terkait, termasuk amunisi dan komunikasi.
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan penjualan jet tempur canggih senilai USD13,9 miliar ke Indonesia saat Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengunjungi Australia dalam perjalanan yang dimaksudkan untuk menggarisbawahi tekad AS untuk tidak mengizinkan China bebas mengendalikan Pasifik.
“Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional AS dengan meningkatkan keamanan mitra regional penting yang merupakan kekuatan untuk stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia Pasifik,” kata departemen Luar Negeri AS, sebagaimana dilaporkan Reuters, Kamis (10/2/2022).
“Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan bela diri yang kuat dan efektif,” katanya.
Penjualan ke Indonesia hingga 36 jet tempur F-15, mesin dan peralatan terkait, termasuk amunisi dan sistem komunikasi, mengikuti perjalanan pertengahan Desember ke Jakarta oleh Blinken, yang memuji hubungan erat AS-Indonesia meskipun ada masalah hak asasi manusia yang tertunda. penjualan senjata sebelumnya ke negara tersebut.
Pernyataan itu tidak menyebutkan China, tetapi pemerintah AS berturut-turut telah berusaha untuk meminta Indonesia, negara demokrasi berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, dalam kampanyenya untuk menangkal upaya China untuk meningkatkan pengaruh di Laut China Selatan dan Pasifik.
AS, Kanada, dan Australia telah terlibat dalam boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah China, termasuk perlakuan terhadap Muslim Uighur di wilayah Xinjiang.
Indonesia menjadi tuan rumah markas besar Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), beberapa anggotanya sedang berjuang untuk menangani langkah-langkah China ke wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan. (ATN)
Discussion about this post