• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • Arabic
  • Chinese (Simplified)
  • English
  • French
  • German
  • Indonesian
  • Korean
  • Norwegian
  • Russian
Tuesday, January 31, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

AS Tutup Total Ruang Bisnis Huawei dan 38 Perusahaan Jaringannya

by Redaksi Asiatoday
August 18, 2020
in News
2 min read
0
Indonesia Kolaborasi Huawei Gelar Pelatihan Keamanan Siber

Perusahaan teknologi Huawei. Ist

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) menutup ruang bisnis raksasa teknologi China, Huawei dan jaringannya.

Bureau of Industry and Security (BIS) Amerika Serikat (AS), bagian dari Department of Commerce telah mengumumkan akan membatasi Huawei dalam mengakses chipset karya perusahaan asal negaranya.

Menurut siaran pers yang dirilis BIS, Huawei telah mampu menghindari larangan dagang yang diterapkan pemerintah AS dengan membeli komponen karya perusahaan asal negara tersebut melalui perusahaan pihak ketiga.

RelatedPosts

IMF Proyeksikan Ekonomi China Tumbuh 5,2 Persen Tahun ini

IMF Proyeksi Ekonomi Global akan Rebound pada 2024

Presiden Kroasia Protes Keras Kunjungan Kepala NATO ke Korsel dan Jepang

Menyitat GSM Arena, Selasa (18/8/2020), US Department of Commerce akan melarang operasional 38 perusahaan yang seluruhnya terkait langsung dengan Huawei di 21 negara, dimana perusahaan-perusahaan tersebut diklaim dimanfaatkan Huawei untuk mengakali larangan dagang yang diperpanjang pemerintah AS hingga bulan Mei 2021.

Perusahaan yang terkait dengan Huawei disebut terhubung dengan Huawei yang beroperasi di luar China, termasuk pusat desain dan Huawei Cloud, serta sejumlah pusat riset dan pengembangan atau R&D yang tersebar di Eropa.

Pernyataan yang disampaikan dalam siaran pers tersebut dinilai GSM Arena mengindikasikan tujuan pemerintah AS untuk membatasi Huawei dalam berbisnis dengan perusahaan teknologi besar asal negaranya.

Upaya pembatasan ini didasarkan oleh kekhawatiran AS bahwa Partai Komunis China akan mengarahkan Huawei untuk memenuhi skema melawan pemerintah atau warga negaranya.

Menurut laporan APNews pada awal bulan Agustus lalu yang mengutip petinggi Huawei, raksasa telekomunikasi China ini akan kehabisan chipset prosesor.

Dan Huawei akan diharuskan untuk memangkas produksi prosesor Kirin high-end karyanya. Sejumlah pihak memprediksi pada bulan Mei 2021 mendatang, Huawei akan mendapatkan kabar lebih baik terkait dengan situasi ini.

Sebelumnya, Huawei mengonfirmasi bahwa pihaknya akan merilis versi pembaruan dari MateBook X Pro. hal ini juga didukung oleh video teaser yang diunggah Huawei, membahas soal ketipisan dan bobot ringan dari laptop ini.

Dengan demikian, versi baru dari MateBook Pro X akan hadir dengan desain dan probabilitas lebih baik jika dibandingkan dengan pendahulunya. Rumor sebelumnya mengindikasikan bahwa layar laptop ini akan hadir dengan bezel berukuran tipis sehingga diklaim menyerupai layar yang mengambang.

Sementara itu, rumor sebelumnya juga mengindikasikan bahwa anak perusahaan Huawei, Honor, akan memperkenalkan laptop MagicBook SE baru. Laptop ini ditargetkan untuk pekerja kantoran dan pelajar yang mencari perangkat dengan harga terjangkau. (ATN)

Tags: Amerika SerikatBureau of Industry and SecurityHuawei
Previous Post

BNI Bukukan Keuntungan Bersih Rp4,46 Triliun pada Semester I 2020

Next Post

Perusahaan Rusia Pasok Minyak Arktik ke Asia, Pasar Pertama di China

Next Post
Perusahaan Rusia Pasok Minyak Arktik ke Asia, Pasar Pertama di China

Perusahaan Rusia Pasok Minyak Arktik ke Asia, Pasar Pertama di China

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Terbaik di ASEAN, Pasar Saham Indonesia Himpun Dana Hingga Rp267,73 Triliun di 2022
  • Indonesia Belum Memberi Pengaruh Besar di Indo-Pasifik, ASEAN, Multilateral dan Pasifik Selatan
  • IMF Proyeksikan Ekonomi China Tumbuh 5,2 Persen Tahun ini
  • Pemerintah Indonesia akan Kaji Ulang Kontrak Freeport, Vale dan British Petroleum (BP)
  • Produksi Nikel Vale Indonesia Turun di 2022
  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKoreanNorwegianRussian