ASIATODAY.ID, NEW YORK – Sekretaris Jenderal Antonio Guterres menyerukan kepada negara-negara di dunia untuk memaksimalkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dan di waktu bersamaan konsumsi batu bara harus diakhiri secara berkala.
Guterres mengungkapkan hal itu dalam acara 19th Darbari Seth Memorial Lecture, bertajuk “The Rise of Renewables: Shining a Light on a Sustainable Future.”
“Energi terbarukan untuk masa depan berkesinambugan itu harus menjadi kisah kita,” kata Guterres dalam sebuah pesan video, dikutip Yeni Safak, Sabtu (29/8/2020).
Gutteres menyerukan agar sektor perekonomian di abad ke-21 harus lebih bersih, pintar, dan kuat untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Jika semua orang bisa mendapatkan pekerjaan layak, maka otomatis kehidupan masyarakat di muka Bumi akan menjadi lebih sejahtera.
“Covid-19 maupun krisis iklim telah memicu pertanyaan fundamental mengenai bagaimana cara memastikan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat di planet ini,” kata Guterres.
“Hari ini, dunia harus memiliki jalan yang benar menuju pemulihan Hijau demi masa depan yang lebih baik,” imbuhnya.
November tahun lalu, Guterres juga pernah menyinggung mengenai penggunaan batu bara. Ia menilai ada banyak negara di Asia yang “kecanduan” dalam menggunakan batu bara sebagai sumber energi.
Guterres mengatakan negara-negara di Asia adalah kelompok paling rentan terkena dampak pemanasan global, sehingga harus “menjadi yang terdepan” dalam mengatasinya. Ia mengutip sebuah studi yang menunjukkan bahwa negara-negara di Asia berisiko dilanda banjir terkait perubahan iklim.
Isu batu bara diakui Guterres sebagai sesuatu yang “sensitif” di wilayah Asia. Hal itu dikarenakan sejumlah negara di Asia tengah merencanakan pembangunan pembangkit listrik berbasis batu bara “dalam jumlah besar.”
“Kita semua perlu menghentikan subsidi untuk energi fosil. Kita juga harus berhenti menciptakan pembangkit listrik berbasis batu bara di masa mendatang,” ungkap Guterres. (ATN)
Discussion about this post