ASIATODAY.ID, CANBERRA – Australia kompak bersama Amerika Serikat (AS) memboikot Olimpiade Beijing 2022.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menegaskan tidak akan mengirim pejabat ke Olimpiade Musim Dingin di Beijing dan mempertaruhkan memburuknya hubungan lebih lanjut dengan China.
Amerika Serikat (AS) sudah lebih dulu mengumumkan sikapnya memboikot Olimpiade pada Senin, dengan dalih “kekejaman” hak asasi manusia China, yang kemudian memicu kemarahan di China, dengan memperingatkan “tindakan pencegahan yang tegas” sebagai tanggapan.
Terlepas dari ancaman itu, Morrison mengatakan Canberra akan bergabung dengan AS dalam boikot diplomatic itu.
“Oleh karena itu, pejabat pemerintah Australia tidak akan pergi ke China untuk Olimpiade itu. Namun, atlet Australia akan melakukannya,” kata Morrison kepada wartawan di Sydney, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, pada Rabu (8/12/2021).
Beijing telah memberlakukan tarif hukuman pada beberapa komoditas dan produk Australia, termasuk batu bara, daging sapi, jelai, dan anggur.
Morrison mengatakan gangguan perdagangan lebih lanjut akan sepenuhnya dan sama sekali tidak dapat diterima.
Olimpiade Musim Dingin dimulai pada Februari tahun depan. Komite Olimpiade Australia menyatakan boikot diplomatik tidak akan berdampak pada 40 atlet Australia yang diperkirakan akan bertanding.
“Ini adalah sesuatu yang akan menyebar ke seluruh dunia. Ada aliansi multinasional dan mereka akan tampil ke depan, tetapi apa yang menurut saya tidak ingin dilihat siapa pun adalah boikot Olimpiade dari sudut pandang atletik. Pikirkan bagaimana dunia bersatu untuk Olimpiade Tokyo awal tahun ini dan kegembiraan yang membawa banyak orang. Tentu saja ada banyak masalah hak asasi manusia di China yang harus ditangani tetapi secara keseluruhan lebih baik memisahkan olahraga dan politik di sini,” kata Andrew Woodward, mantan penasihat media untuk Olimpiade Sydney, kepada Al Jazeera.
Pada Selasa, seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris mengatakan bahwa pemerintahnya belum memutuskan apakah perwakilan akan menghadiri pertandingan.
Pada Rabu (8/12), Daily Telegraph melaporkan bahwa para pejabat sedang mempertimbangkan kehadiran pemerintah yang terbatas yang akan menghentikan boikot diplomatik penuh. (ATN)
Discussion about this post