ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menekankan bahwa pembangunan kilang dan produksi lifting minyak harus menjadi prioritas beberapa tahun ke depan. Pasalnya, langkah itu diyakini bisa menekan ketergantungan Indonesia dalam impor BBM sekaligus mengatasi defisit neraca perdagangan.
“Pembangunan kilang harus menjadi prioritas dan lifting produksi minyak di dalam negeri juga harus kita tingkatkan. Fokus kita ke depan adalah bagaimana bisa menekan sebanyak mungkin, mengurangi sebanyak mungkin angka defisit yang ada,” terang Jokowi memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, baru-baru ini dikutip Sabtu (16/11/2019).
Selain membangun kilang, Jokowi juga menekan perluasan penggunaan energi baru terbarukan seperti program mandatori Biodiesel (B20) hingga B100. Program ini terbukti mampu menghemat USD1,66 miliar atau setara Rp23,57 triliun dari berkurangnya impor solar selama Januari sampai Juli 2019.
“Untuk segera bisa masuk ke B30, lalu ke B100 sehingga bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap impor BBM investasi yang dilakukan ke industri,” tegasnya.
Di sisi lain, hal penting yang harus dikerjakan membuka keran substitusi impor demi mengganti produk-produk impor yang membanjiri pasar tanah air, termasuk menggenjot ekspor dan mengembangkan sektor pariwisata demi mendatangkan devisa.
“Termasuk pengembangan industri pengolahan yang selama ini bukan hanya menciptakan lapangan kerja tapi juga memastikan bahwa produk-produk yang dibutuhkan di dalam negeri dan yang diekspor bisa diproduksi di dalam negeri,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post