ASIATODAY.ID, KARACHI – Banjir yang menerjang Pakistan merusak 1000 rumah dan 90 orang tewas.
Hujan yang terjadi selama tiga hari berturut-turut menyebabkan sungai-sungai meluap dan membanjiri seantero negeri. Kondisi diperparah buruknya sistem drainase dan pembuangan di sejumlah kota di Pakistan, termasuk Karachi.
Menurut catatan Agensi Manajemen Bencana Nasional Pakistan, 31 kematian terkait hujan deras dilaporkan dari provinsi Sindh, sementara 23 lainnya di Khyber Pakhtunkhwa.
Melansir Guardian, Rabu (26/8/2020), sebanyak 15 kematian juga dilaporkan dari provinsi Balochistan, dan delapan di Punjab. Sebanyak 13 orang juga dilaporkan tewas di wilayah utara, termasuk tiga di Kashmir bagian Pakistan.
Pasukan nasional, tim penyelamat, dan bahkan relawan dari kelompok militan Tehreek-e-Labbaik beramai-ramai menolong warga dari wilayah terdampak banjir di Karachi. Petugas menggunakan perahu untuk mengevakuasi 300 orang dari distrik Dadu di Sindh, sementara 1.245 diungsikan dari Karachi.
Sejumlah kendaraan bermotor tergenang sebagian atau bahkan sepenuhnya di sejumlah titik di kota Karachi.
Hujan deras diperirakan akan terus mengguyur Karachi sepanjang pekan ini. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah mengirim pasukan untuk membantu otoritas lokal dalam memompa air banjir dari permukiman warga.
Musim hujan melanda Pakistan saat negara tersebut sedang berupaya meredam penyebaran Covid-19, yang telah menewaskan lebih dari 6.200 orang sejak Februari lalu.
Pakistan mencatat tambahan 9 kematian akibat covid-19 pada Selasa kemarin, yang merupakan angka terendah sejak Maret.
Pada setiap tahunnya, banyak kota di Pakistan berjuang menanggulangi musim hujan yang hampir selalu memicu banjir dan tanah longsor. Musim hujan di Pakistan biasanya berlangsung dari Juli hingga September. (ATN)
Discussion about this post